PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ketua GP Ansor Riau Purwaji menolak dukungan untuk Rizieq Shihab sebagai imam besar umat Islam seperti tercantum dalam surat edaran gelap. Ia juga mengimbau warga NU dan segenap pemuda Ansor dan Banser untuk menjauhi gerakan yang mengarah pada dukungan dalam surat tersebut.
"Jangan ikuti gerakan-gerakan yang mengarahkan pada dukungan atas gagasan imam besar umat Islam kepada Habib Rizieq Shihab," kata Purwaji, Minggu (15/1/2017).
Ia menambahkan, GP Ansor tetap konsisten pada perjuangan menjaga Ahlul Sunnah Waljamaah (Aswaja), Nahdalatul Ulama (NU), para kiai, dan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Kami menolak sikap-sikap intoleransi dan kekerasan dalam bentuk apapun," kata Purwaji melalui pernyataan sikapnya.
Menurutnya, selama ini GP Ansor Riau terus melangsungkan komunikasi intensif dengan PP GP Ansor. "GP Ansor Riau senantiasa menunggu instruksi dari Pimpinan Pusat GP Ansor di bawah Ketum Gus Yaqut Cholil Qoumas,"
Sebelumnya kabar pengukuhan Ketua Front Pembela Islam (FPI) Rizieq Syihab sebagai imam besar umat Islam Indonesia beredar luas di masyarakat.
Hal tersebut setelah sebelumnya beredar pula formulir pengangkatan Rizieq sebagai imam besar Islam Indonesia. Pengukuhan rencananya berlangsung di Pondok Pesantren Al-Futuhiyah yang tak lain pimpinannya adalah ketua FPI Banten, Kiai Qurtuby Jaelani.
Namun pengukuhan Habib Rizieq Shihab sebagai imam besar umat Islam Indonesia dikritik karena tidak berdasar sebab Islam Islam tidak mengenal konsep imam besar. "Dan apa itu imam besar? Musala kecil yang ada," kata Ketua Pimpinan Pusat Gerakan Pemuda Ansor (GP Ansor) Yaqut Cholil Qoumas.
Yaqut juga mempertanyakan fungsi pengukuhan imam besar Front Pembela Islam (FPI). "Imam besar ini mau mengimami apa? Mengimami umat Islam, umat Islam yang mana? Umat Islam enggak merasa diimami sama dia, kan begitu. Jadi kami tolak pengukuhan itu," tegasnya.
GP Ansor menilai dukungan untuk Rizieq Shihab menjadi imam besar umat Islam Indonesia sarat kepentingan politik.*