JAKARTA (CAKAPLAH) - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) hari ini ditutup menguat tipis 7 poin di level Rp14.262 dari penutupan sebelumnya di level Rp14.270 per dolar AS.
Pengamat pasar uang Ibrahim Assuabi mengatakan, indeks dolar dalam perdagangan akhir tahun 2021 cenderung melemah namun berada di jalur penguatan tahunan terbesar sejak 2015.
Hal itu karena penurunan dalam data klaim pengangguran mingguan membantu meredakan kekhawatiran bahwa lonjakan infeksi Covid-19 yang melibatkan varian Omicron akan mengekang pemulihan ekonomi.
“Patokan hasil Treasury AS 10-tahun turun dari tertinggi satu bulan pada hari Kamis, tetapi tidak ada katalis utama dan banyak pedagang sudah berlibur,” ujar Ibrahim dalam risetnya, Jumat (31/12/2021).
Klaim baru untuk tunjangan pengangguran AS turun dalam minggu menjelang Natal dan daftar tunjangan turun ke level terendah era pandemi minggu sebelumnya, data menunjukkan, menandakan tidak ada dampak pada pekerjaan dari varian Omicron yang menyebar dengan cepat.
Penurunan klaim pengangguran terjadi bahkan ketika infeksi Covid-19 di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut, data Reuters menunjukkan.
Selain itu, Saham Asia Pasifik sebagian besar naik pada Jumat pagi, menyusul Purchasing Manager’s Index atau PMI manufaktur dan non-manufaktur China yang lebih baik dari perkiraan untuk Desember dan reli di ekuitas China yang terdaftar di AS.
PMI manufaktur adalah 50,3 dan PMI non-manufaktur adalah 52,7, dengan kedua indeks melebihi ekspektasi dan tetap di atas tanda 50 yang mengindikasikan pertumbuhan.
Sementara itu, data AS yang dirilis pada hari Kamis menunjukkan bahwa klaim pengangguran awal di AS turun menjadi 198.000 minggu lalu.
Dari sisi domestik, pasar optimistis UU Cipta Kerja akan segera direvisi. Pemerintah akan mempercepat revisi UU Cipta Kerja yang diminta oleh Mahkamah Konstitusi.
Revisi undang-undang ini akan dilakukan selama dua tahun ke depan dan proyek revisi UU Cipta Kerja ini bakal masuk ke dalam program prioritas legislasi nasional prioritas tahun 2022.
Lebih lanjut, untuk perdagangan awal tahun 2022, Ibrahim memproyeksikan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.240 - Rp14.290 per dolar AS.
Editor | : | Jef Syahrul |
Sumber | : | sindonews.com |
Kategori | : | Ekonomi |