Wagub Riau, Edy Natar Nasution saat meninjau lokasi proyek yang belum tuntas.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH)-Sepanjang tahun 2021, Pemerintah Provinsi Riau telah memutuskan sebanyak 7 kegiatan pembangunan di beberapa Organisasi Perangkat Daerah. Selain pemutusan kontrak, 12 kegiatan juga tidak selesai dibangun dan akan dilanjutkan pada tahun 2022, sesuai dengan aturan yang berlaku.
Beberapa proyek besar yang tidak selesai dikerjakan diantaranya, pembangunan Quran Centre di Purna MTQ Riau, pembangunan gedung Makorem 031/WB Jalan Patimura, pembangunan gedung Riau Creatif di Jalan Arifin Achmad, dan pembangunan Masjid Raya Riau, di Jalan Palas, Rumbai.
“Untuk tahun anggaran 2021 ada 7 kegiatan yang putus kontrak, dan 12 kegiatan dimunculkan di tahun 2022, dan ini terdiri dari berbagai OPD.
Pertama permasalahannya adalah, keterlambatan dalam proses lelang, salah satunya di Dinas PUPR PKPP,” ujar Sekdaprov Riau, SF Hariyanto, saat menyampaikan refleksi akhir tahun 2021, dan awal pembangunan tahun 2022, Sabtu (1/1/2022), yang juga dihadiri Gubernur Riau, Syamsuar, dan Wakil Gubernur Riau, Edy Natar Nasution.
“Yang keduanya adalah sering berulangnya gagal kontrak, lelang ulang itu tahun 2020 ada 45 terulang, tahun 2021 ada 101. Jadi penyebabnya, cari pemenangnya, salah, ulang lagi. Inilah salah satunya. Artinya, pada saat lelang anggaran jasa terlambat proses lelang. Apa yang dilakukan oleh pokja tanpa dilakukan penelitian pada satu OPD ditolak dan tidak cocok,” kata Sekda.
Ditegaskan Sekda, dalam penentuan proyek pembangunan di Provinsi Riau. Pihak yang melakukan pemeriksaan administrasi lelang dalam hal ini LPSE. Tidak melihat secara detail kontraktor yang memasukkan lelang. Ada beberapa kontraktor menang lelang dari provinsi lain, namun pengerjaanya berjarak 300 kilometer dari Kabupaten Pelalawan.
“Contohnya apa, ada kegiatan-kegiatan seperti di Teluk Meranti itu kerjaannya di Pelalawan, tapi pengerjanya kontraktor dari Jambi, ini jaraknya 300 kilometer, pantaskah dia menang. Apakah wajar, dari sinilah sering terjadi menunjuk pemenang tanpa melihat situasi dan peralatan yang ada,” tegas Sekda.
Sementara itu, untuk pembangunan empat proyek besar di Kota Pekanbaru, Sekda menjelaskan pembangunan sesuai kontrak pada tahun 2021 mencapai angka di atas 80 persen. Sedangkan untuk pembangunan fisik untuk tiga proyek tersebut, ada yang di atas 40 persen dan ada yang di atas 70 persen. Dan pembangunannya dilanjutkan pada tahun 2022 ini. Untuk pembangunan penataan gedung Makorem 031/WB Pekanbaru 83 persen, Masjid Raya Provinsi Riau 95 persen, Quran Centre 87 persen, Riau Creative Hub 95,55 persen.
“Untuk Quran Centre datanya tadi 87 persen, itu benar terhadap kontrak karena anggarannya, terhadap fisik yang dikerjakan baru 40 persen, ini anggarannya dicicil kalau anggarannya ada, progresnya sesuai dengan kontrak. Begitu juga dengan gedung ekonomi kreatif progresnya 95 persen namun terhadap gedung baru 70 persen jadi jangan dilihat di lapangannya, ini terhadap kontrak,” ungkap Sekda.
Untuk pembangunan infrastruktur di Kabupaten Kota, Pemprov Riau mengakui ada beberapa pembangunan jembatan yang belum diselesaikan secara utuh. Dimana ada beberapa jembatan yang pembangunannya mangkrak, dan rencanakan pada tahun 2022 ini Pemprov akan membangun jembatan yang mangkrak.
“Jadi begitu juga dengan jembatan, tahun ini baru 2 biji, kita sudah merencanakan semua jembatan-jembatan kita selesaikan. Memang ada jembatan mangkrak di Rohul, ada 5 buah mangkrak, di Kampar ada 4 buah mangkrak, di Inhil juga, ini kita sudah minta dilakukan audit kita minta oleh BPKP. Nanti kita buka 9 buah jembatan mangkrak ini kita harapkan 2022 akan kita alokasikan semoga selesai,” jelasnya.
Penulis | : | Ck1 |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |