SEPANJANG tahun 2021 menjadi tahun kebangkitan Indonesia dari pandemi Covid-19. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk menangani wabah Covid-19. Salah satu program pemrintah untuk mencegah penyebaran Covid-19 melaui program vaksinasi. Selain itu program yang dilakukan pemerintah adalah pembatasan kegiatan masyarakat, hal ini bertujuan untuk mengurangi mobilitas sehingga interaksi fisik antar individu menurun.
Situasi yang terjadi akibat pandemi Covid-19 ini berpotensi mempengaruhi kinerja ekonomi nasional ke depan. Akibatnya, meskipun belanja pemerintah (government spending) telah berusaha digenjot lewat program-program bantuan sosial dan penyelamatan ekonomi nasional, namun daya beli masyarakat, konsumsi rumah tangga, arus investasi dan neraca perdagangan masih mengalami tekanan.
Kondisi ini berimplikasi pada masih terbatasnya jumlah lapangan kerja, meningkatnya angka pengangguran, angka kemiskinan dan juga level ketimpangan sosial. Pada saat yang sama, tekanan ekonomi ini juga berdampak pada melemahnya likuiditas sejumlah korporasi besar nasional, tak terkecuali sejumlah BUMN.
Sebagai yang kini menduduki posisi sebagai anggota Komite IV DPD RI, fokus pada bidang APBN, Pajak, Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah, Lembaga Keuangan dan Koperasi, serta UMKM dan diberi amanah sebagai Wakil Ketua Badan Akuntabilitas Publik DPD RI, dan Anggota Badan Pengkajian Kelompok DPD di MPR RI, berbagai program telah terealisasikan di Provinsi Riau.
Sebagai upaya menumbuhkan kembali perekonomian khususnya di Riau, beberapa program yang telah saya realisasikan diantaranya revitalisasi pasar rakyat, program stimulan perumahan swadaya, program operasional pesantren, banpres produktif usaha mikro, rumah layak huni, CSR Pertamina, program Indonesia pintar, program pangkalan LPG, serta program alat tangkap ikan. Saya akan konsisten mengawal dan memperjuangkan kepentingan daerah.
Sekarang dan di tahun-tahun mendatang persaingan akan lebih ketat karena pertumbuhan populasi dunia dan menipisnya sumber daya alam (energi, pangan, air). Persaingan yang tidak dikelola dengan baik dapat menimbulkan konflik antar bangsa bahkan peperangan.
Rezim revolusi industri 4.0 mengubah kemajuan dan tren teknologi dalam kehidupan manusia. Media sosial, Big Data, kecerdasan buatan, dan robot yang sangat maju membuat dunia terlihat lebih modern, lebih cepat, dan seolah tak berujung. Jika kita tidak bisa mengikuti, kita bisa kalah.
Pada tahun 2024, diperkirakan akan ada lebih dari 100 juta penduduk Indonesia berusia 17-35 tahun. Hal ini mengandung dua potensi; Pertama, dalam konteks demokrasi, angka ini mencerminkan bahwa sekitar 70% dari semua pemilih dalam Pemilihan Umum 2024 adalah generasi muda. Kedua, dalam konteks pembangunan nasional, generasi muda merupakan aktor utama dan penggerak berbagai sektor, tergantung pada disiplin dan keahliannya.
Artinya generasi muda akan berdampak besar bagi nasib dan masa depan bangsa dalam lima tahun ke depan dan seterusnya. Kita semua memiliki harapan yang sama bahwa pandemi Covid-19 akan segera berakhir, dan kita akan memasuki tatanan kedipuan dengan perilaku sosial yang baru.
Perubahan tersebut sangat terlihat diantaranya adalah pendidikan melalui media online, sistem jual beli melalui pembayaran cashless, dan berbagai kegiatan lainnya yang berbasis digital. Perubahan tersebut menjadi tantangan bagi masyarakat yang belum terbiasa, sehingga perlu sosialisasi atau arahan yang tepat agar tidak menambah beban masyarakat.
Generasi muda harus saling mendukung, saling menguatkan, dan juga saling mengingatkan, serta berkolaborasi dalam berbagai inovasi yang bertujuan memajukan bangsa. Bukan waktunya kita saling menuding dan menyalahkan satu sama lain. Generasi muda sebagai anak bangsa sekaligus penerus perjuangan kemerdekaan harus bahu-membahu dan bersatu padu mengerahkan segala daya dan upaya untuk menyelamatkan nasib kesehatan rakyat dan ekonomi negara.
Sebagaimana petuah dari pendiri bangsa Haji Agus Salim dan Muhammad Natsir, bahwa setiap ikhtiar memiliki makna besar. Semua itu harus diperjuangkan, tidak sekadar menunggu harapan.
Menyongsong 2022, mari kita berkolaborasi.
Generasi muda menjadi kekuatan karena ada tiga hal utama dalam diri generasi muda. Pertama, kuat secara fisik. Generasi muda memiliki tingkat energi dan stamina yang tinggi. Kedua, cara berpikir yang kuat. Singkatnya, tantangan, kesabaran, dan keberanian untuk menghadapi semangat yang tak tergoyahkan.
Jika mereka mau, mereka tidak akan berhenti sampai tujuan mereka tercapai, bahkan jika mereka harus berkorban. Ketiga, kemampuan intelektual yang kuat. Generasi muda memiliki rasa ingin tahu yang besar. Ketiga hal tersebut membawa kreativitas, produktivitas, karya dan mengukir sejarah indah perjalanan negeri ini.
Bung Karno pernah berkata: Hai pemuda-pemudi, engkau bisa menyumbang apa untuk ibu pertiwi? Engkau bisa menyumbang Melati, sumbangkan melati. Engkau bisa menyumbang Kamboja, sumbangkan kamboja. Sumbangkan segalamu kepada Ibu Pertiwi Indonesia.
Penulis | : | Edwin Pratama Putra, Anggota DPD RI asal Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |