PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar mengincar peluang pengembangan kelapa Riau dalam rangka meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, dan sumber pendapatan daerah.
Guna membuka jejaring kerjasama dan proyeksi pengembangan potensi kelapa, Gubri menggandeng International Coconut Community (ICC) sebagai organisasi antar pemerintah negara-negara penghasil kelapa di bawah naungan Komisi Ekonomi dan Sosial PBB untuk Asia dan Pasifik (UN-ESCAP).
"Kami mengundang Direktur Eksekutif International Coconut Community (ICC) Ibu Jelfina (Ir Jelfina Constansje Alouw, MSc PhD) untuk bersama-sama dengan kita mengkaji kendala, potensi, dan peluang kelapa Riau agar dapat menjadi komoditas ekonomi yang tidak hanya menguntungkan masyarakat kita di daerah, tetapi Riau dapat menjadi pelaku industri kelapa di Indonesia dan Dunia," kata Syamsuar pada Forum Group Discussion (FGD) Internasional Coconut Community di kantor Bappedalitbang Provinsi Riau, Rabu (26/1/2021).
Gubri Syamsuar menjelaskan, Provinsi Riau memiliki peluang yang sangat terbuka untuk pengembangan potensi kelapa, sebab Riau memiliki bantara kelapa yang luas di Kabupaten Indragiri Hilir.
"Sebagai daerah yang memiliki luas areal kelapa terluas di Indonesia merupakan potensi terbesar yang perlu kita manfaatkan secara maksimal," ujarnya.
Namun, hilirisasi kelapa sebagai komoditas industri menjadi tantangan yang dihadapi pemerintah daerah karena Riau masih menjadi pemasok kelapa. Padahal mengolah produk turunan kelapa seperti sabut, minuman kelapa, santan, dan lainnya sangat terbuka.
Untuk itu, menurut Gubri, perlu adanya peningkatan kapasitas petani kelapa Riau dan mengincar peluang pemasaran melalui kerja sama dengan komunitas kelapa dunia (ICC).
"Harapan kami tentunya posisi ICC sebagai organisasi yang menaungi negara-negara penghasil kelapa di dunia dapat mendukung kita dalam pemasaran produk, dan pengembangan produk hilir dari kelapa, termasuk membantu pengembangan kapasitas petani dalam melakukan budidaya kelapa," harapnya.
Semangat Gubri Syamsuar dalam pengembangan kelapa Riau turut diapresiasi oleh Direktur Eksekutif ICC, Jelfina Constansje Alouw. “Saya bangga dengan pak Gubernur mau memfokuskan pertanian pada komoditas kelapa, kami mengapresiasi sekali," ungkap Jelfina.
Pada kesempatan yang berlangsung dalam rangkaian focus group discussion (FGD) terkait pengembangan kelapa Riau pada Rabu (26/1/2022), Jelfina sebagai direktur pertama yang mewakili Indonesia sejak ICC berdiri 1969, mengatakan undangan Gubernur yang memintanya untuk datang langsung ke Riau mengkaji potensi kelapa pasca pertemuan secara daring merupakan langkah cepat Gubernur menangkap peluang.
"Saya mengapresiasi gerak cepat, gerak cerdasnya sangat strategik sekali. Saya senang dengan gaya pak Gubernur Riau yang mau action untuk meminta kami ICC datang ke sini. Kami ICC siap membantu dalam promosi produk, memfasilitasi pengembangan kapasitas, dan teknologi transfer," ujar Jelfina.
Sebagaimana diketahui luas kebun kelapa Riau terluas di dunia, yakni 425.579 hektare terdiri dari 376.077 hektare kelapa dalam dan 50.502 hektare kelapa Hybrida.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |