PELALAWAN (CAKAPLAH) - Ketua Umum (Ketum) DPH Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) Kabupaten Pelalawan Datuk Seri T Zulmizan F Assagaff sangat menyayangkan pernyataan Panglima Besar (Pangbes) DPP LLMB, Ismail Amir dalam video yang sedang viral.
"Sungguh tak elok! Sungguh tak patut! Sepertinya itu masalah internal yang tidak perlu diumbar ke publik, kok malah dibuat video yang lengkap dengan narasi dan diviralkan? Itu yang dalam pepatah adat disebut dengan 'menepuk air di dulang, terpercik muka sendiri," terang T. Zulmizan F. Assagaff kepada CAKAPLAH.com, Kamis (27/1/2022).
Tapi walaupun persoalan internal, cakapnya, sungguh tak sedap juga nama kampungnya disebut orang dengan konotasi yang merendahkan. Oleh sebab itu ia menilai wajar banyak komponen masyarakat Pelalawan yang tersinggung.
"Apalagi bagi seorang yang menyebut dirinya sebagai Panglima Besar, seharusnya tahu mengedepankan adab dan adat dalam pola komunikasinya," bebernya.
Belajar dari kasus ini, dalam waktu dekat LAMR Pelalawan akan mengundang ke balai adat seluruh pimpinan organisasi yang 'berlabel' laskar, hulubalang, penggawa, polisi adat dan sejenisnya, serta organisasi-organisasi yang membawa nama Melayu yang akhir-akhir ini cukup menjamur.
"Kami mendukung dan menyambut baik eksistensi dan kiprah kawan-kawan tersebut, tetapi tentu ada hal-hal yang perlu ditekankan agar keberadaan mereka produktif, kontributif dan bermarwah, bukan malah sebaliknya. Karena mereka membawa nama Melayu," tandasnya.
Sebelumnya dalam video 1 menit 42 detik yang beredar di media direkam oleh Panglima Besar DPP LLMB Riau-Kepri Ismail Amir yang membanding-bandingkan fasilitas yang ia terima dari LLMB di Batam dengan fasilitas yang diterimanya ketika berada di Kabupaten Pelalawan, Riau.
Dalam video tersebut ia menyanjung-nyanjung tempat penginapan spesial yang diperoleh di Batam, bila dibandingkan di Pelalawan hanya hotel penuh kepending atau kutu busuk dan hotel balak.
Ia juga membandingkan makanan yang diperoleh ketika di Batam dengan menyajikan seafood, sementara ketika di Pelalawan ia hanya makan nasi bungkus seharga Rp10 ribu.
Tidak itu saja, dalam rekaman video ini, Ismail Amir menyebut-nyebut kalau Bupati Pelalawan tidak menghargai dirinya saat berpidato.
Atas pernyataan tersebut mendapat kecaman dari Wakil Ketua DPRD Kabupaten Pelalawan H Syafrizal SE. Ia menyayangkan video yang dibuat oleh Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) Lembaga Laskar Melayu Bersatu (LLMB) Riau-Kepri. Video yang beredar luas berdurasi 1 menit 42 detik itu dianggap melecehkan marwah Kabupaten Pelalawan.
"Kita menyesalkan video yang dibuat oleh pak Ismail Amir sebagai Panglima Besar DPP LLMB. Mestinya dia tidak melakukan itu terhadap anggota dia yang ada di kabupaten. Sebab anggota dia itu sebenarnya adalah anak dia. Masak sebagai Panglima membandingkan anak-anak yang ini dan yang itu apalagi sampai mendiskreditkan Kabupaten Pelalawan," tegasnya kepada CAKAPLAH.COM.
Diungkapkannya, bahwa di Kabupaten Pelalawan hotel mewah seperti yang disebutkan dalam video memang tidak ada. Jika pun memang ada hotelnya tidak sebagus itu di Batam, tapi tidak patut juga yang bersangkutan membuat pernyataan tersebut.
"Yang mana pernyataan beliau ini jelas-jelas membuat kami di Pelalawan merasa tersinggung. Nah saya sebagai Dewan Penasihat DPD LLMB Palalawan, hari ini menyatakan bahwa saya tidak mau ikut bergabung lagi dengan laskar dibawah kepemimpinan bapak Ismail Amir. Saya nyatakan diri keluar dari Laskar, lantaran ini sudah menjatuhkan marwah Kabupaten Pelalawan," bebernya.
Ia juga meminta LLMB tidak ada lagi di bumi Palalawan. Lantaran tidak memberikan contoh yang baik bagi Kabupaten Pelalawan.
"Sekali lagi kita ingatkan kepada bapak Panglima yang berada di DPP katanya, jangan masuk ke Pelalawan sebab di Pelalawan banyak kepending (kutu busuk, red)," tandasnya.
Minta Maaf
Panglima Besar (Pangbes) Dewan Pengurus Pusat Lembaga Laskar Melayu Bersatu (DPP LLMB), Ismail Amir, MH, menyampaikan permohonan maaf kepada segenap masyarakat Kabupaten Pelalawan. Permintaan maaf dia terkait video yang dibuatnya dan terlanjur viral.
Tidak itu saja, dia juga memverifikasi persoalan yang tengah beredar di Kabupaten Pelalawan.
"Ada video berdurasi sekian menit menyatakan bahwasanya saya menyampaikan hal-hal yang tidak tepat," terang Ismail Amir, sebelumnya tertulis Ismail Kadir, Kamis (26/1/2021).
Video itu sebenarnya, cakap Ismail, ditujukan hanya untuk internal. Lantaran ada kekecewaan dirinya s sebagai pengurus DPP yang turun. Katanya, seharusnya yang melantik pengurus DPD dihargai, namun dirinya sangat kecewa tidak ada penyambutan bahkan satu pun bendera tidak ada.
Tidak itu saja, dia merasa tidak dilayani dengan baik. Katanya hotel yang disediakan tidak sesuai dengan standar.
"Selain itu, makan hanya sekedar makan. Jadi kami sampaikan melalui rekaman video itu, hanya untuk internal dan kami tidak ada menghina masyarakat Pelalawan," ungkapnya.
Terkait masalah dengan bupati dalam rekaman video itu, dia mengaku tidak ada menyalahkan Bupati. Katanya, yang dimaksud tak 'jole' alias jelas adalah soal panitia mengkondisikan waktu dengan bupati, sehingga dalam waktu yang sama ada tiga agenda acara bupati.
"Sehingga ketika saya berpidato Pak Bupati minta izin dan mohon pamit, makanya saya menyampaikan bahwa masalah itu bukan masalah bupati yang salah, tapi mengatur waktunya. Begitu juga masalah hotel, saya sampai tidak menyebut segala sesuatu, tapi hotel yang diberikan memang tidak sesuai standar yang diberikan ke saya, sangat mengecewakan," sebutnya lagi.
"Karena memang hotel sedang dalam perawatan. Jadi pun bila pihak hotel menganggap saya salah, dalam penyampaian, saya minta maaf," ungkapnya seraya mengatakan dirinya adalah bagaimana melayu itu bersatu bukan terpecah belah.***
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Pelalawan |