Ilustrasi
|
TANGERANG (CAKAPLAH) - Petugas Imigrasi Kelas I Khusus Bandara Soekarno-Hatta kembali tolak enam wanita asal Maroko untuk berkunjung ke Indonesia. Mereka masing-masing berinisial FEME (19), NN (27), MM (22), SN (37), MF (39), NR (26).
Kepala Imigrasi Bandara Soetta, Kaharuddin Ali menjelaskan, keenam wanita asal Maroko tersebut ditolak karena tidak memiliki yang jelas untuk berkunjung ke Indonesia. Hal tersebut dilakukan guna memberikan keamanan serta mencegah hal yang tidak diinginkan terjadi di Indonesia.
''Dari pemeriksaan oleh petugas kami, selain tujuannya yang tidak jelas, mereka juga tidak mempunyai biaya hidup yang cukup untuk tinggal di Indonesia," kata Kaharuddin Ali, Senin (16/1/2017).
Tak hanya itu, lanjut Kaharuddin, wanita asal Maroko tersebut juga tidak dapat menunjukkan bukti reservasi hotel tempat mereka tinggal selama di Indonesia. Menurut Kaharudin, pada 10 Januari 2017 pihaknya juga melakukan penolakan terhadap wanita asal Maroko berinisial FEME (19). Kemudian, 13 Januari 2017 atas nama NN (27) dan MM (22), kemudian pada 14 Januari 2017 yakni SN (37) dan MF (39).
"Yang terakhir adalah NR, setelah diperiksa oleh petugas kami, yang bersangkutan diterbangkan kembali ke embarkasi awal yakni ke Abu Dhabi dengan Pesawat Etihad," jelas Kaharudin.
Ia menambahkan, dari enam orang wanita Maroko tersebut beberapa di antaranya sudah pernah keluar masuk wilayah Indonesia. Bahkan, ia memastikan mereka yang pernah masuk ke Indonesia mencapai jangka waktu lebih dari 20 hari. Wanita-wanita asal Maroko tersebut, kata Kaharudin, diduga masuk dalam jaringan prostitusi Internasional.
"Dari segi penampilan, ada mengarah kepada prostitusi, yang jelas ada indikasi seperti itu," pungkasnya.*