Pekanbaru (CAKAPLAH) - DR H Saidul Amin MA resmi dilantik sebagai Rektor Universitas Muhammadiyah Riau (UMRI) periode 2022-2024. Pelantikan mantan Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Provinsi Riau itu dilakukan oleh Ketua Majelis Litbang Dikti Pimpinan Pusat Muhammadiyah Prof H Lincolin Arsyad, Selasa (8/2/2021) di Auditorium Kampus Umri jalan Tuanku Tambusai, Pekanbaru.
Yang menarik, saat membacakan janji sebagai Rektor sebelum dilantik, Saidul Amin terlihat terisak dan suara terdengar serak.
Pelantikan Saidul Amin dihadiri banyak tokoh dan pejabat seperti Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy yang juga Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK), Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution, mantan Gubernur Riau Saleh Djasit dan Wan Abubakar, Walikota Pekanbaru Firdaus, Bupati Kampar Catur Sugeng, anggota DPR RI Achmad, Pimpinan dan jajaran PW Muhammadiyah Riau dan sejumlah tokoh lainnya.
Saidul Amin dalam sambutannya mengatakan permasalahan perguruan tinggi hari ini seperti yang disampaikan akademisi Harvard University, telah kehilangan dua hal yakni ideologi dan moral responsibility sehingga banyak para dosen dan mahasiswa asik berada menara gading perguruan tinggi sehingga tidak berpijak pada bumi kenyataan. Sehingga ketika keluar dari kampus mereka galau dan gagap menghadapi kehidupan.
Hal yang sama juga disampaikan Profesor di Taheran University, yang mengatakan bahwa perguruan tinggi tidak mampu lagi mempersiapkan generasi gemilang, cemerlang dan terbilang di masa datang.
Pernyataan kedua profesor tersebut juga diaminkan tokoh Muhammadiyah mantan Rektor UIN SUKA, Prof Amin Abdullah. Ia menceritakan bahwa Perguruan Tinggi Islam seringkali dihadapkan dua kutub yang berbeda yakni ekstrimis yang sangat dalam dan gerakan liberalis.
Jika ini terus terjadi maka perguruan tinggi tidak lagi menjadi pembina intelektual tetapi peternakan intelektual.
"Di sinilah kelebihan perguruan tinggi Muhammadiyah yang dijiwai oleh nilai-nilai Islam dan Kemuhammadiyahan baik secara ideologis, filsafat dan akademis. Artinya alumni Perguruan Tinggi Muhammadiyah harus membumi dalam kehidupan dan menjadi duta Muhammadiyah di tengah masyarakat. Dan Umri harus menjadi miniatur Muhammadiyah itu sendiri," kata Saidul Amin.
Dalam kesempatan itu Saidul Amin mengatakan setelah 15 tahun berdiri jumlah mahasiswa Umri mencapai 15 ribu orang yang kuliah di 26 program studi dan 8 fakultas. Sementara jumlah dosen mencapai 200 orang dengan jumlah doktor sebanyak 22 orang.
Pada kesempatan tersebut Saidul Amin kembali menegaskan kalau dalam memajukan Umri ada tiga kekuatan yang harus disatukan seperti ibarat pepatah Tiga Tungku Sejarangan. Yakni ada peran Pimpinan Wilayah Muhammadiyah, Badan Pembina Harian (BPH) yang terdiri dari para akademisi dan tokoh serta dan peran Rektor sendiri. Peran ketiganya dilengkapi oleh Badan Penyantun yang dipimpin mantan Gubernur Riau H Saleh Djasit.
"Tidak ada alasan bagi perguruan tinggi Muhammadiyah untuk tidak. menjalin hubungan baik dengan PW Muhammadiyah dan BPH. Apalagi perguruan tinggi ini berdiri di atas aset Muhammadiyah," jelasnya.
Pada kesempatan itu Saidul Amin juga mengatakan kalau Umri kedepan membidik mahasiswa internasional untuk kuliah di kampus tersebut. Seperti dari Kamboja, Thailand dan Malaysia yang selama ini banyak kuliah di UIN Suska Riau, Unri dan UIR.
Sementara itu Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah Muhadjir Effendy dalam sambutannya menyampaikan selamat kepada Saidul Amin yang telah dilantik sebagai Rektor UMRI periode 2022-2024 dan menyampaikan terima kasih kepada mantan rektor Mubarak atas pengabdiannya memimpin Umri.
Ia mengatakan secara usia memang UMRI masih 'jabang bayi', sangat jauh berbeda dengan Harvard University yang telah berusia 500 tahun.
Ia mengingatkan bahwa dulu Harvard juga merupakan Perguruan tinggi agama, sekarang menjadi kampus sekuler dan sama sekali tidak ada bekas keagamaannya. Dan kalau (Umri) bermimpi jangan seperti itu.
"Itu yang harus kita jaga betul, Perguruan Tinggi Muhammadiyah ini jangan sampai nanti berubah perguruan tinggi gambarnya saja yang Muhammadiyah tapi isinya tidak menggambarkan visi dan misi Muhammadiyah. Nauzubillah minzalik," ujarnya.
Mantan Mendikbud itu juga berpesan agar Muhammadiyah dan Umri berjalan seiring, harmonis dan saling mendukung dan menampilkan Uswatun Hasanah bagi Provinsi Riau.**"
Penulis | : | Jef Syahrul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pendidikan, Riau |