Kondisi jembatan yang rusak parah dan membahayakan bagi yang melintas.
|
INHIL (CAKAPLAH) - Tokoh masyarakat Indragiri Hilir (Inhil) yang merupakan mantan Anggota DPRD Riau, Musyafak Asikin mengemukakan keprihatinannya terhadap kondisi salah satu jembatan kewenangan provinsi di Inhil yang rusak lebih dari 6 tahun.
Ia pun berharap di usia 3 tahun kepemimpinan Syamsuar - Edy Nasution pada 20 Februari 2022 mendatang. Ia menuntut pertanggungjawaban secara moril perubahan dan agar jembatan tersebut diperhatikan secara serius.
"Tanpa terasa 6 tahun lebih kondisi Jembatan Parit Landang Desa Kotabaru Seberida Kecamatan Keritang pada lintasan jalan provinsi rusak berat, tanpa ada perhatian Pemerintah Provinsi Riau, dan tanda-tanda akan memperbaiki jambatan tersebut. Ketika Saya masih duduk sebagai Anggota DPRD Riau periode yang lalu, pernah beberapa kali mencoba manyampaikan perihal jembatan itu dan beberapa jembatan lain yang terdapat pada lintasan jalan provinsi yang menghubungkan Kelurahan Kotabaru Reteh Kecamatan Keritang sampai ke Kelurahan Selensen Kecamatan Kemuning kepada Pemerintah Provinsi, dalam hal ini Dinas PUPR bidang Jalan dan Jembatan, namun sampai berakhir nya masa jabatan saya, tidak satupun jembatan yang saya laporkan tersebut ditindak lanjuti," papar Musyafak kepada CAKAPLAH.com, Senin (14/2/2022).
Dia mengakui tidak mengetahui alasan mengapa Pemerintah Provinsi Riau seperti tidak peduli terhadap pembangunan sarana prasarana yag terdapat di wilayah Indragiri bagian selatan ini.
Padahal, sambungnya, jika bicara Pilgubri lalu, justru perolehan suara Syamsuar - Edy Natar di Kecamatan Keritang adalah merupakan penyumbang suara terbesar di Kabupaten Inhil.
"Maka dari itu saya sebagai putra asli kelahiran Kotabaru Seberida berharap kepada Gubernur dan Wakil Gubernur yang tanggal 20 Februari nanti genap 3 tahun masa kepemimpinan mereka, jika mereka masih punya hati nurani dan tanggung jawab moril untuk membawa Riau ini menjadi lebih baik, tolong lah bisa bersikap adil dan merata dalam menjalankan program pembangunan," cakapnya lagi.
Lebih jauh, Musyafak mengatakan, selama ini jembatan tersebut dirawat oleh masyarakat melalui Kepala Desa dengan sistem gotong royong.
"Jika ada material yang harus dibeli maka masyarakat lah yang memberikan sumbangan suka rela sehingga jembatan tersebut bisa bertahan hingga sekarang," tukasnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau, Kabupaten Indragiri Hilir |