Namun katanya, lokasi wisata yang merupakan milik Pemkab Kampar ini, mulai ditinggalkan. Orang-orang, tak lagi berwisata ke Stanum sejak beberapa tahun terakhir. "Ini karena tidak ada pembenahan di sini. Makanya orang tak mau ke sini lagi," katanya.
Kalaupun ada yang berkunjung ke sini lanjutnya, itupun orang untuk berenang di kolam renang. "Anak-anak sekolah, ada juga ke sini untuk berenang," sebutnya lagi.
Senada dengan Mida, salah seorang warga Bangkinang Wandi (29) menuturkan, anjloknya jumlah pengunjung Stanum karena kurangnya pembenahan. Dulu sebutnya, ada arena permainan air di danau di sekitar lokasi itu. Tapi sekarang tak aktif lagi.
Dia juga menyebut, bangunan-bangunan yang tak terawat, sudah menyeramkan. "Ya, sudah seperti sarang hantu saja," guraunya.
Menanggapi hal itu, Bupati Kampar H Azis Zaenal yang dikonfirmasi CAKAPLAH.COM usai melakukan pencanangan One Day No Rice yang ditaja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Kampar, Selasa (18/7/2017) siang mengakui bahwa Kawasan Wisata Stanum adalah aset yang cukup besar yang dimiliki Pemerintah Kabupaten Kampar.
Ia juga mengaku sejak dulu Stanum kawasan yang ia banggakan. "Dulu Stanum bagus. Tapi sekarang kurang terawat. Saya bertekad pulang kembalikan Stanum ke habitat semula bagaimana kejayaan Stanum kembali," ujar Azis.
Apabila Stanum ini dibenahi dan dikelola dengan benar maka devisa tidak akan keluar. "Kalau kita pergi wisata ke Bukittinggi, ke Sumbar atau ke luar negeri devisanya keluar padahal Stanum luar biasa. Coba pengunjung di sini yang jumlahnya ratusan saja belanja setiap hari atau setiap Minggu berapa miliar uang berputar di sini," ulasnya.
Ia juga mengimbau masyarakat rekreasi di Stanum karena Stanum bakal bagus kembali, dekat dengan pusat kota dan fasilitas lain ada. Ia bertekad Stanum angkat bangkit dan dikenal orang.
"Minggu depan akan lain wajah Stanum. Rumah-rumah yang rusak dirubuhkan, cottage yang kurang akan ditambah. Parkir belum ada akan kita buat, permainan kita impor gajah bawa ke sini. Di Thailand ribuan wajah dipamerkan, gajah ini jinak. Ikan di Myanmar saya lihat panjangnya empat meter melakukan atraksi menangkap, ada buaya juga, orang tidur di mulut buaya," ucap Azis berseloroh.
Untuk menghidupkan kembali Stanum, Azis menginstruksikan kepada seluruh organisasi perangkat daerah supaya melakukan kegiatan di Stanum dan beberapa daerah di Kabupaten Kampar dan jangan lagi membawa kegiatan yang bisa dilakukan di Kampar ke luar daerah Kampar.
"Harus kita galakkan di Kampar supaya devisa tak keluar daerah. Yang menikmati masyarakat kita. Susah mencari uang sekarang. Dunsanak kita keluarga akan mendapatkan hasilnya, yang sejahtera masyarakat kita," pungkasnya.
Penulis | : | A. Yani |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Kabupaten Kampar, Pemerintahan, Peristiwa |