Presiden Rusia Vladimir Putin.
|
(CAKAPLAH) - Presiden Rusia Vladimir Putin mulai buka suara terkait kemungkinan penghentian serangan militernya ke wilayah Ukraina. Hal ini disampaikannya melalui panggilan telepon dengan Presiden Prancis, Emmanuel Macron, Senin (28/1/2022).
Mengutip situs resmi Kremlin, Putin menyatakan siap untuk menghentikan serangan dengan dua syarat utama. Ini terkait netralitas Ukraina dan juga wilayah Krimea yang sudah dikuasai Moskow sejak 2014 lalu.
"Penyelesaian Ukraina hanya mungkin jika Kyiv telah netral, didenazifikasi dan didemiliterisasi. Serta kontrol Rusia atas Krimea yang dicaplok secara resmi diakui," kata Kremlin dalam situs resminya, dikutip Selasa (1/3/2022).
Sementara itu, perundingan pun telah dilakukan oleh delegasi Rusia dan Ukraina untuk menghentikan agresi militer ini di perbatasan Belarusia. Penasihat Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky, Mikhaylo Podolyak, mengatakan bahwa sejauh ini tim negosiasi telah menentukan 'topik' di mana keputusan tertentu dipetakan.
"Diimplementasikan sebagai roadmap, para pihak kembali untuk berkonsultasi ke ibu kotanya. Para pihak berdiskusi mengadakan putaran negosiasi lagi di mana keputusan ini dapat dikembangkan," paparnya.
Sebelumnya Rusia melakukan serangan ke Ukraina sejak 24 Februari. Ini berselang dua hari setelah Putin mengakui dua wilayah pemberontak di Ukraina Timur, Luhansk dan Donetsk, sebagai negara merdeka.
Hingga hari ini, gempuran militer Rusia dilaporkan sudah mulai mendekati ibukota Kyiv. Sejauh ini tim pemantau hak asasi manusia (HAM) PBB telah mengonfirmasi 102 warga sipil tewas dan 304 lainnya terluka di Ukraina. Selain, itu kurang lebih setengah juta masyarakat Ukraina juga dikabarkan telah mengungsi.
Editor | : | Yusni |
Sumber | : | Cnbc Indonesia |
Kategori | : | Internasional |