Pekerja PT Pertamina Hulu Rokan (PHR) di fasilitas pengapalan lifting minyak mentah di Pelabuhan Dumai, Riau. Pasca alih kelola WK Rokan hingga pertengahan Desember 2021, PHR telah mengirimkan lebih dari 22 juta barel melalui fasilitas di Dumai.
|
DUMAI (CAKAPLAH) – Hydrocarbon Transportation (HCT) Crude Oil Terminal Operation Center di Kota Dumai, Riau, yang dikelola PT Pertamina Hulu Rokan (PHR), bagian dari Subholding Upstream Pertamina, telah mengapalkan lebih dari 22 juta barel minyak sejak alih kelola 9 Agustus lalu. Seluruh minyak yang terkumpul dialokasikan untuk Unit Pengolahan (Refinery Unit/RU) milik PT Kilang Pertamina Internasional, Subholding Refinery and Petrochemical Pertamina.
“Selain melalui pipa ke kilang Dumai, minyak dari WK Rokan dikapalkan ke beberapa RU Kilang Pertamina Internasional dengan tujuan Kilang Plaju, Balongan, Cilacap, dan Balikpapan,” ujar Yudianto Utomo, Team Manager Dumai Operations PHR, kepada awak media di Dumai, Rabu (22/12/2021).
Yudianto mengatakan HCT PHR di Kota Dumai memiliki 16 tangki penampung minyak mentah. Empat tangki terbesar, masing-masing berkapasitas 650 ribu barel, sedangkan tangki terkecil berkapasitas 150 ribu barel, yang seluruhnya difungsikan untuk menampung minyak DC (Duri Crude) dari lapangan Duri dan minyak SLC (Sumatran Light Crude) dari Lapangan Bangko, Bekasap, Minas, dan lainnya.
HCT PHR di Dumai memiliki beberapa peralatan utama untuk menampung minyak. Selain tangki di Dumai, perusahaan juga mengelola 10 tangki berkapasitas 700 ribu barel di Duri, Kabupaten Bengkalis, PHR juga memiliki 13 stasiun pengukur minyak mentah (primary meter) dan jaringan pipa sepanjang 547 km.
"Jaringan pipa ini meliputi trunk line 337 km. Kami juga ada loading line 27 km dan tie-in line 183 km,” katanya.
Untuk pengapalan, lanjut Yudianto, PHR juga mengelola jaringan pipa untuk dermaga berupa empat loading line yang masing-masing berukuran 26 inch, 30 inch, 30 inch, dan 40 inch.
PHR juga memiliki empat dermaga (oil wharf), yaitu Oil Wharf #1 dan #2 berkapasitas masing-masing 150 ribu DWT, Oil Wharf #3 100 ribu DWT, dan Oil Wharf #4 50.000 DWT.
Setiap bulan HCT Dumai rata-rata mengirimkan minyak melalui 16 kapal. Waktu yang diberikan untuk proses loading minyak ke kapal rata-rata 36 jam. “Kalau produksi naik, lifting juga bertambah sehingga jumlah minyak yang dikapalkan juga bertambah,” katanya.
Secara terpisah, Ifki Sukarya, Sekretaris Perusahaan PT Kilang Pertamina Internasional (KPI), mengatakan KPI sebagai Subholding Refining & Petrochemical (SH R&P) menyambut baik sinergi antar subholding di Pertamina.
Minyak mentah produksi PHR akan diolah di kilang Pertamina yang dikelola oleh KPI. Kapasitas pengolahan total di kilang Pertamina saat ini mencapai sekitar 1 juta barel per hari. Menurut Ifki, saat ini KPI juga tengah melaksanakan proyek untuk pengembangan kilang sehingga ke depan kapasitas pengolahannya akan bertambah sebanyak 125 ribu barel per hari.
Minyak mentah dari Subholding Upstream yang diolah di kilang Pertamina yang dikelola SH R&P akan menghasilkan berbagai produk olahan yang akan dipasarkan melalui Subholding Commercial & Trading (SH C&T). Tentu saja hal ini merupakan sinergi antar Subholding di Pertamina yang dapat meningkatkan kinerja Pertamina untuk menuju pencapaian aspirasi Pertamina menjadi perusahaan dengan nilai pasar sebesar USD 100 miliar pada tahun 2024.**
Penulis | : | Rilis |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Ekonomi |