Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh
|
JAKARTA (CAKAPLAH) - Terkait rilis Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) tentang penceramah radikal yang belakangan menuai polemik, terlebih dari Majelis Ulama Indonesia (MUI), Wakil Ketua Komisi III DPR RI Pangeran Khairul Saleh, turut angkat bicara. Pangeran menyatakan hal tersebut telah menjadikan umat Islam merasa resah.
Dia juga menganggap hal itu menyudutkan umat Islam dan beresiko dapat memutus rantai persaudaraan antar umat beragama di Indonesia.
“Isu radikalisme jangan sampai memutus rantai penguat persatuan kita sendiri melalui stigmatisasi dan distorsi narasi yang dinilai menyudutkan umat Islam,” kata Pangeran kepada wartawan, Kamis (10/3/2022) di Jakarta.
Atas polemik itu, Pangeran menyatakan seharusnya BNPT tidak terus-terus membuat polemik terkait Islam dari radikalisme. Sebab hal itu akan memicu keresahan dari umat Islam.
“BNPT mestinya tidak lagi terkesan memberikan polemik baru terhadap umat Islam khususnya dengan isu radikalisme itu. Sungguh bagi saya, bukanlah hal yang bisa dianggap tepat jika apa yang disampaikan BNPT justru membuat umat Islam dan MUI menjadi resah,” ujarnya.
Terkait BNPT yang telah merilis ciri-ciri penceramah Radikal, Majelis Ulama Indonesia atau MUI telah menentang hal tersebut.
Pangeran mengatakan, kedua lembaga ini, MUI dan BNPT, harusnya terlibat merumuskan kesepakatan agar menghindari kesalahan pahaman di kalangan masyarakat.
“Sehingga tercipta formulasi dan strategi yang tepat, bahwa menanggulangi bahaya terorisme itu tidak hanya menjadi tugas BNPT saja, tetapi menjadi tanggungjawab kita semua,” ungkapnya.
Ia meyakini dengan penguatan persatuan umat Islam itu pastinya akan menguatkan persatuan kebangsaan Indonesia.Oleh karena itu upaya mengajak dan meningkatkan Ukhuwah Islamiyah itu tidak hanya menjadi tanggung jawab MUI, tetapi juga menjadi tanggung jawab BNP.
Penulis | : | Edison |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Nasional, Pemerintahan |