PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau akan melakukan vaksinasi terhadap 100 ribu ekor sapi yang ada di Riau.
Pemberian vaksin tersebut untuk antisipasi penyebaran virus Lumpy Skin Disease (LSD) pada sapi yang sudah ditemukan di tujuh kabupaten/kota se-Riau, dan penyakit sapi lainnya seperti Jembrana.
Kepala Dinas PKH Provinsi Riau, Herman mengatakan, vaksin untuk mengantisipasi penyebaran virus LSD tersebut pengadaanya dilakukan oleh pemerintah pusat. Saat ini pihaknya masih menunggu kiriman vaksin tersebut.
Baca: 18 Sapi Diduga Kena Penyakit Langka seperti Dialami Malaysia, Inhu Terancam Lockdown
"Setelah dilakukan penelitian terhadap sampel darah sapi yang terkena LSD, untuk pencegahan akan dilakukan vaksin terhadap 100 ribu sapi di Riau. Namun tahap awal vaksin kita utamakan untuk sapi yang terkena LSD ini," kata Herman kepada CAKAPLAH.com, Kamis (10/3/2022).
Herman mengatakan, vaksin untuk mengantisipasi penyebaran virus LSD pada sapi tersebut diimpor dari luar negeri. Pasalnya, kasus sapi yang terkena LSD di Riau tersebut merupakan kasus pertama yang ditemukan di Indonesia.
"Pada tahap awal, informasinya akan datang 7 ribu vaksin terlebih dahulu. Vaksin ini harus dilakukan selama tiga tahun berturut-turut," tutupnya.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 242 ekor sapi di tujuh kabupaten se Provinsi Riau terpapar penyakit LSD atau biasa disebut penyakit kulit infeksius yang disebabkan oleh Lumpy Skin Disease Virus (LSDV).
"Sejak penyakit ini ditemukan di Kabupaten Indragiri Hulu, kemudian berkembang di tujuh kabupaten/kota di Riau," kata Herman.
Baca: 242 Sapi di Riau Kena Penyakit LSD, 84 Persen Sembuh
Tujuh daerah yang terpapar penyakit LSD diantaranya Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir (Inhil) 13 ekor, dan Siak 50 ekor.
"Jadi jumlah sapi yang sakit terkena penyakit itu ada 242 ekor, dimana 3 ekor diantaranya mati. Namun tingkat kematian penyakit sangat kecil maksimal 5 persen," terangnya.
Selain mati, lanjut Herman, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat takut mati. Meski dipotong paksa, daging sapi tetap bisa dikonsumsi. Hal itu karena yang kena penyakit hanya bagian kulit sapi.
"Tapi setelah kita tangani secara intensif, angka kesembuhan sapi yang terkena LSD cukup tinggi ada 84 persen dari total sapi yang terkena penyakit. Jadi ciri-ciri sapi mulai sembuh dari LSD ini sapi sudah mau makan, karena selama sakit sapi tidak makan sebab tenggorokan sakit," tukasnya.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |