PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sebanyak 242 ekor sapi di Riau terpapar virus Lumpy Skin Disease (LSD). Setidaknya ada 7 kabupaten/kota di Riau yang sapi warga terkena penyakit kulit benjolan tersebut.
Untuk mengantisipasi penyebaran virus tersebut, Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Provinsi Riau melakukan penyekatan dan pengawasan di lokasi terdampak.
"Saya sudah bicara dengan Kepala Balai Besar Pelatihan dan Karantina Hewan (BBPKH) pak Cinagara Wisnu Wasesa Putra, agar sapi ini diisolasi sesuai zonasi atau wilayah. Mereka kan bilang isolasi wilayah Riau, tapi saya tidak setuju. Ini harus diisolasi di setiap wilayah agar virusnya tidak menyebar," kata Gubernur Riau, Syamsuar, Sabtu (12/3/2022).
Syamsuar mengatakan, bahwa penanganan virus LSD pada sapi ini sama seriusnya dengan menangani kasus Covid-19. Sebab penyakit ini juga menular ke sapi lainnya.
"Penyakit sapi ini harus ditangani seperti kita menangani Covid-19, sapi yang terpapar diisolasi, diobati dan ada juga vaksinasinya. Kalau tidak cepat ditangani, bisa merugikan para peternak sapi," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman mengatakan, untuk mencegah penular penyakit LSD pada sapi, pihaknya sudah menyiapkan konsep penanganan.
"Langkah pertama yang akan dilakukan nantinya adalah masalah penyekatan lokasi yang terdampak LSD ini. Sapi yang ada di lokasi itu akan dilakukan pengawasan secara ketat. Jangan sampai sapinya keluar dari lokasi tersebut," katanya.
Harman menyampaikan, sapi yang terdampak LSD ini sudah diobati. Namun saat ini ada beberapa indikasi sudah ada pemulihan dari para sapi tersebut meskipun vaksinnya belum datang.
"Nah, sapi yang terdampak ini sudah kita obati, ada beberapa indikasi sudah ada pemulihan meskipun vaksinnya belum datang. Insya Allah nanti kalau vaksinnya sudah datang langsung kita laksanakan vaksinasi," tukasnya.
Untuk diketahui, ratusan sapi yang terpapar LSD tersebut tersebar di 7 kabupaten kota, diantaranya Indragiri Hulu (Inhu) sebanyak 114 ekor sapi, Pelalawan 25 ekor, Kampar 8 ekor, Dumai 20 ekor, Bengkalis 12 ekor, Indragiri Hilir (Inhil) 13 ekor, dan Siak 50 ekor.
Dari jumlah itu, dimana 3 ekor sapi diantaranya mati. Namun tingkat kematian penyakit sangat kecil maksimal 5 persen. Selain mati, terdapat 13 ekor sapi dipotong paksa oleh peternak, karena masyarakat takut mati.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Pemerintahan, Riau |