PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sales SBM Rayon I Pertamina, Muhajir Kahuripan membenarkan adanya keluhan dari masyarakat, serta berbagai pihak terkait antrean panjang di SPBU akibat sulitnya mendapatkan biosolar di Riau akhir-akhir ini. Ia mengatakan hal itu akan menjadi bahan evaluasi Pertamina dalam penyaluran BBM bersubsidi tersebut.
Untuk diketahui, persoalan sulitnya mendapatkan Biosolar dipicu dari kuota solar bersubsidi untuk Riau di tahun 2022 yang hanya mencapai 794.787 Kl, atau berkurang 4 persen dibandingjan realisasi tahun lalu yang sebesar 824.000 Kl.
"Penyaluran Biosolar mengacu pada kuota dari BPH. Masukan dari masyarakat akan disampaikan ke Pertamina Pusat dan semoga Biosolar tepat sasaran," kata Muhajir saat mendampingi Waka DPRD Riau Agung Nugroho Sidak ke salah satu SPBU di Pekanbaru, Selasa (15/3/2022).
Ia juga meminta dukungan dan dijadikan evaluasi agar biosolar tepat sasaran. Diharapkan mobil mewah tidak ikut menggunakan biosolar.
"Kendaraan yang bisa menggunakan biosolar adalah angkutan barang penumpang. Kita harapkan kendaraan mewah, serta kendaraan perkebunan bisa beralih ke Dexlite," ujarnya.
Muhajir menyampaikan, untuk regulasi yang mengacu pada SE Gubernur Riau, pengisian bahan bakar biosolar ini tergantung pada jenis kendaraan, diantaranya untuk kendaraan roda 4 yakni 40 liter, kendaraan roda 6 yakni 60 liter, untuk angkutan barang dan penumpang maksimal 100 liter.***