Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai impor Riau pada bulan Februari 2022 sebesar US$ 176,91 juta atau mengalami penurunan sebesar 21,05 persen dibanding nilai impor Januari 2022 yang mencapai US$ 224,08 juta.
"Penurunan ini disebabkan oleh turunnya impor nonmigas sebesar 24,50 persen, meskipun impor migas mengalami kenaikan sebesar 383,90 persen," ujar Kepala BPS Riau Misfaruddin, Senin (21/3/2022).
Ia mengatakan penurunan impor nonmigas Februari 2022 terhadap bulan sebelumnya terjadi pada delapan golongan barang, yang terbesar antara lain Pupuk US$ 19,32 juta, Mesin-mesin/Pesawat Mekanik sebesar US$ 17,19 juta, Bahan Kimia Anorganik US$ 13,85 juta, Benda-benda dari Besi dan Baja US$ 4,57 juta, dan Kertas dan Karton sebesar US$ 2,53 juta.
"Sedangkan kenaikan impor nonmigas terjadi pada dua golongan barang, yaitu Bahan Kimia Organik sebesar US$ 2,81 juta dan Mesin/Peralatan Listrik US$ 2,16 juta. Mekanik US$ 174,49 juta (44,75 persen), kemudian Pupuk sebesar US$ 85,43 juta (21,91 persen), Bahan Kimia Organik US$ 22,87 juta (5,86 persen), serta Bahan Kimia Anorganik US$ 19,13 juta (4,91 persen) dengan kontribusi keempatnya mencapai 77,42 persen," cakapnya.
Sementara itu, lanjut Misfaruddin, selama Januari-Februari 2022, nilai impor Riau mencapai US$ 400,99 juta atau mengalami kenaikan sebesar 109,59 persen dibandingkan periode yang sama tahun 2021 yang besarnya US$ 191,33 juta.
"Kenaikan impor ini disebabkan oleh naiknya impor migas dan nonmigas masing-masing sebesar 176,21 persen dan 108,17 persen," jelasnya.
Secara keseluruhan, impor 10 golongan barang utama non migas pada periode Januari-Februari 2022 memberikan kontribusi sebesar 92,48 persen terhadap total impor nonmigas Riau. Sementara itu, kontribusi impor nonmigas di luar 10 golongan barang utama sebesar 7,52 persen.
"Dari sisi pertumbuhan, impor 10 golongan barang utama pada Januari-Februari 2022 mengalami kenaikan sebesar 118,00 persen terhadap periode yang sama tahun 2021," pungkasnya.