Gerindra.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - DPP Gerindra mengganti pimpinan DPD Gerindra Riau, Edi Tanjung yang didampingi Sekretaris Hardianto dengan Muhammad Rahul yang sebelumnya menjabat Ketua DPC Gerindra Pekanbaru.
Menariknya, sebelum pergantian, ternyata duet Edi Tanjung dan Hardianto beserta para pengurus cukup baik. Dari hasil survey dari Lembaga Survey Indonesia (LSI) yang diperoleh CAKAPLAH.com, pada Maret tahun 2022, hasil survey Gerindra di Riau dan Prabowo sebagai Calon Presiden cukup baik.
Untuk survey DPR RI, di Provinsi Riau, pada simulasi 17 lambang partai dan boleh menyebutkan nama lainnya, Gerindra meraih 26.1% paling banyak dipilih, baru kemudian PDIP 15.8%, Golkar 8.7%, PKS 7.8%, partai lain lebih rendah. Belum menjawab 27.3%.
Sementara itu, untuk DPRD Riau, Simulasi 17 lambang partai dan boleh menyebutkan nama lainnya, Gerindra 27% paling banyak dipilih, baru kemudian PDIP 14%, Golkar 8.6%, PKS 8.3%, partai lain lebih rendah. Belum menjawab 27.4%.
Selanjutnya, untuk Simulasi 14 nama tertutup kandidat Capres, nama Prabowo Subianto paling banyak dipilih, 32.7%, baru kemudian Anies Baswedan 26.7%, Ganjar Pranowo 14.1%, Sandiaga Salahuddin Uno 8%, sementara nama lain lebih rendah, kurang dari 2%. Belum menjawab 11.8%
Tak hanya itu, di Simulasi 10 nama tertutup, nama Prabowo Subianto paling banyak dipilih, 32.7%, baru kemudian Anies Baswedan 26.7%, Ganjar Pranowo 14.2%, Sandiaga Salahuddin Uno 8.2%, sementara nama lain lebih rendah, kurang dari 3%. Belum menjawab 12%.
Diberitakan CAKAPLAH.com sebelumnya, Dewan Pimpinan Pusat (DPP) menunjuk Muhammad Rahul sebagai Ketua DPD Partai Gerindra Provinsi Riau menggantikan Nurzahedi SE alias Eddy Tanjung.
Keputusan ini membuat kaget kader dan simpatisan partai besutan Prabowo Subianto tersebut. Pasalnya, menurut simpatisan tidak ada hal yang mendasar atau kesalahan fatal yang dibuat Eddy Tanjung dan Hardianto selama menjabat pimpinan DPD Partai Gerindra Riau sehingga layak diganti.
Malah sebaliknya perolehan suara Partai Gerindra di Riau semakin meningkat dan bertambah. Hal ini terlihat dari bertambahnya kursi partai berlambang Burung Garuda itu, baik di DPRD kabupaten dan kota, termasuk di DPRD Riau yang berhasil merebut kursi pimpinan DPRD Riau.
“Bahkan di Kabupaten Kampar, dan Kabupaten Rokan Hulu, Gerindra menjadi pemenang dan berhasil merebut kursi Ketua DPRD,” kata simpatisan Partai Gerindra Fatmawati.
Sementara itu, Pengamat Politik dari Universitas Riau (Unri) Tito Handoko menganalisa, dengan ditetapkannya M Rahul sebagai Ketua DPD Gerindra Riau menggantikan Edi Tanjung, semakin mengukuhkan bahwa otonomi dan desentralisasi pada tubuh partai politik tidaklah ada, khususnya di Partai Gerindra.
Padahal menurut Tito Handoko, nafas desentralisasi itu dimulai dari "political will", partai politik terlebih dahulu baru ke ranah pemerintahan.
"Tapi oke-lah, karena sudah menjadi mekanisme Partai Gerindra bahwa segala keputusan partai ada di DPP maka apapun keputusan DPP harus ditaati dan dilaksanakan oleh kader partai pada 'lower level'," kata Tito Handoko.
Konsekuensi dari keputusan itu, sambungnya, terletak pada internalisasi nilai-nilai ideologis partai yang bisa jadi semakin kokoh bisa pula akan ambruk karena otoritasi DPP yang powerfull.
Namun lanjut Tito, pada sisi lain, ditetapkannya Rahul sebagai Ketua Gerindra Riau dan digadang-gadang akan maju pada Pilkada Riau tentu menambah dan mengubah peta kekuatan politik dan berkurangnya polarisasi politik di Pilkada Riau 2024.