PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), Suharyanto menyebutkan bahwa pada tahun 2021, dari 6 daerah yang masuk prioritas penanganan Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) oleh BNPB, terdapat 3 provinsi yang mengalami penurunan luas lahan terbakar. Sementara 3 daerah lainnya justru meningkat.
Demikian disampaikan Suharyanto saat menyampaikan pemaparan dalam Rakor Antisipasi Penanganan Bencana Asap Akibat Karhutla tahun 2022 yang berlangsung di Graha BNPB, Jakarta, Rabu (6/4/2022).
"Jika dibandingkan tahun 2020, pada periode tahun 2021, dapat kami sampaikan bahwa terdapat 3 provinsi mengalami penurunan luas Karhutla. Yaitu Riau, Kalteng dan Jambi. Sementara ada 3 provinsi prioritas yang mengalami kenaikan luas karhutla yaitu Kalbar, Kalsel dan Sumsel," kata Suharyanto di hadapan sejumlah kepala daerah yang hadir.
Secara keseluruhan, kata Suharyanto, luas lahan terbakar di 6 daerah prioritas ini juga sudah menurun. Sehingga beliau berharap agar kerja keras kepala daerah bersama BNPB dapat terus ditingkatkan agar luasan lahan terbakar dapat terus ditekan.
"Pada tahun 2021 luas Karhutla di 6 daerah prioritas ini sudah menurun. Bahkan, daerah yang di luar prioritas saat ini justru meningkat. Jadi tolong yang prioritas ini mari kita sama-sama bertekad supaya tahun ini lebih kecil lagi angkanya," harap Jenderal Bintang 2 ini.
Dalam arahannya, Suharyanto juga menyampaikan 6 arahan presiden terkait penanganan karhutla di Indonesia, yaitu prioritaskan upaya pencegahan, infrastruktur monitoring dan pengawasan harus ada sampai ke tingkat bawah, cari solusi permanen agar tidak ada yang membuka lahan dengan cara membakar, lakukan penataan ekosistem gambut dalam kawasan hidrologi gambut.
Kemudian jangan biarkan api membesar, harus tanggap dan jangan terlambat. Dan terakhir, lakukan langkah penegakan hukum tanpa kompromi.
Sementara itu, Gubernur Riau (Gubri), Syamsuar dalam pemaparannya menyampaikan berbagai hal yang selama ini sangat membantu penanggulangan karhutla di Riau.
"Kami sangat terbantu dengan sinergi antara pemerintah pusat dan daerah serta pihak terkait lainnya. Kemudian dukungan teknologi modifikasi cuaca yang selama ini dilakukan juga sangat membantu penanganan Karhutla di Riau. Selain itu, keberadaan Dashboard Lancang Kuning sebagai terobosan dalam pemantauan hotspot, juga merupakan sarana yang membantu dalam menekan luar Karhutla di Riau," kata Gubri.
Selain itu, di tahun 2022 ini, Pemprov Riau juga telah melakukan berbagai kesiapan untuk pencegahan Karlutla di Riau, diantaranya penetapan status darurat Karhutla di Riau.
"Pemerintah Provinsi Riau telah menetapkan status siaga darurat penanggulangan bencana karhutla Tanggal 21 Maret 2022 selama 255 Hari terhitung pada tanggal 21 Maret sampai 30 November 2022. Kami juga telah melakukan apel siaga untuk mengecek kesiapan berbagai personel yang akan terlibat dalam penanganan karhutla, termasuk TNI/Polri dan pihak swasta," terangnya.
Terjadinya Karhutla yang cukup hebat di awal masa kepemimpinannya di Riau tahun 2019, menjadikan Gubri Syamsuar tidak mau kecolongan peristiwa yang sama. Menurut mantan Bupati Siak 2 periode ini, keterlambatan dalam mengantisipasi bencana saat itu menjadi penyebab meluasnya karhutla.
Keseriusannya dalam upaya penanganan Krhutla di Riau ditunjukkannya dengan komunikasi intenfif yang dibangun dengan berbagai unsur yang tergabung dalam Satgas Penanganan Karhutla Riau dan masyarakat umum. Upaya ini pun mendapat apresiasi dari pejabat Kemendagri.
"Gubernur Riau termasuk Gubernur yang getol dalam memberi komando kepada Satgas Karhutla," ucap Dirjen Administrasi Wilayah Kemendagri RI, Syahrizal.
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau |