

![]() |
Warga binaan membaca Alquran.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - “Kami Bukan Penjahat, Kami Hanya Tersesat. Belum Terlambat Untuk Bertaubat, Saat Kembali ke Masyarakat, Kami Pasti Menjadi Manusia Hebat dan Bermanfaat”.
Itulah kalimat yang pertama kali terbaca ketika kita menginjakkan kaki di Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) dan Rumah Tahanan Negara (Rutan) di Provinsi Riau. Slogan itu juga terpampang di dinding Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi.
Bukan sekedar corat-coret dinding tapi slogan itu membakar semangat untuk bangkit dan berubah, menjadi manusia yang lebih baik. Masuk penjara bukan akhir dari segalanya, namun menjadi awal dari dimulainya kehidupan baru.
Di penjara para Warga Binaan Pemasyarakatan (WPR) punya banyak waktu untuk mendekatkan diri kepada Sang Khalik. Mereka juga mendapatkan berbagai pembinaan keterampilan, sehingga saat bebas nanti telah memiliki bekal iman dan skill.
Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi yang terletak di bagian utara Provinsi Riau, saat ini menjadi lapas terpadat nomor satu se-Indonesia. Dulu hanya sekelas cabang rutan, namun sejak 2020 seiring dengan membludaknya jumlah penghuni menjadikannya naik kelas menjadi Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi.
“Dengan daya tampung hanya 98 orang, per tanggal 8 April 2022 jumlah penghuni Lapas Bagansiapiapi sebanyak 970 orang. Artinya terjadi over kapasitas sebesar 990 persen, menjadikannya lapas terpadat se-Indonesia,” ujar Kepala Kanwil Kemenkumham Riau, Mhd. Jahari Sitepu, Sabtu (9/4/2022).
Padatnya penghuni Lapas Bagansiapiapi tidak sedikitpun mengendorkan program pembinaan terhadap WBP, khususnya di bulan Ramadhan ini. Secara bergiliran, mereka melaksanakan ibadah di Masjid At-Taubah Lapas Bagansiapiapi karena keterbatasan tempat dan petugas yang menjaga.
Jahari menyebutkan, kunci keberhasilan petugasnya dalam menjaga kondusifitas lapas yang jumlah penghuninya tidak sebanding dengan jumlah petugas adalah menanamkan rasa kebersamaan antar petugas dan WBP. Petugas selalu mengajak WBP untuk meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaannya.
“Makanya sering saya ingatkan kepada petugas, anggap warga binaan sebagai saudara sendiri, perlakukan mereka dengan sopan. Kepada WBP juga saya sampaikan, lapas ini adalah rumah kita bersama, harus kita jaga keamanan dan ketertibannya. Tolong hormati juga petugas sebagai pembina,” sebut Jahari.
Jahari menginformasikan bahwa mulai tahun ini Kemenkumham akan membangun lapas baru di Ujung Tanjung guna mengatasi overkapasitas di Lapas Bagansiapiapi. Pematangan lahannya sudah selesai tahun lalu.
Sempitnya area masjid tidak menurunkan semangat dan antusiasme WBP untuk menjalankan kewajibannya beribadah. Dengan berseragam layaknya santri, warga binaan tampak bersiap-siap menuju Masjid At-taubah, tempat mereka mengejar ridho Allah SWT.
Terlebih dahulu dilakukan penghitungan jumlah WBP yang mengikuti kegiatan agar tertib prosedur, WBP yang kurang sehat dilarang mengikuti ibadah di masjid. Sesekali petugas dan WBP bercanda, menghilangkan ketegangan namun tetap dalam batasan.
WBP bergembira diberi kesempatan beribadah dan menikmati langit penuh bintang serta cahaya bulan yang temaram. Pemandangan yang hanya bisa dinikmati mereka disaat Bulan Ramadhan tiba.
“Sungguh nikmat berkah bulan puasa. Terima kasih bapak-bapak petugas lapas yang telah mengizinkan kami beribadah. Kami akan jaga agar lapas tetap aman dan tertib,” ujar salah satu napi penghuni Blok A ini.
Sementara itu, Kepala Lapas Kelas IIA Bagansiapiapi, Wachid Wibowo menyampaikan bahwa selain pelaksanaan Salat Tarawih, WBP juga mengisi malam Ramadan dengan melakukan Tadarrus.
Setiap malam ada 80 sampai 90 warga binaan yang ikut Tarawih. Kemudian 4 sampai 5 orang kemudian melanjutkan Tadarrus dengan penjagaan petugas di beberapa titik.
“Di Bulan Ramadan ini kami tugaskan pejabat dan staf kantor membantu pengamanan ibadah malam hari. Petugas juga ikut melaksanakan Tarawih dan Tadarrus untuk menumbuhkan rasa kekeluargaan dan kebersamaan sehingga warga binaan merasa Ramadan seperti di rumah sendiri,” tutur Wachid.
Di siang Ramadan, petugas Lapas Bagansiapiapi juga menjalankan ibadah salat fardhu berjamaah di Masjid At-Taubah, mendengar ceramah agama serta membaca Alquran di pagi dan siang hari
"Tentunya semua warga binaan yang beragama muslim memiliki kesempatan yang sama, namun pelaksanaannya bergiliran. Tempat dan petugas terbatas mas,” pungkas pria yang pernah menjabat sebagai Kepala Pengamanan Lapas Kelas IIA Pekanbaru.
Penulis | : | Ck2 |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Serba Serbi, Kabupaten Rokan Hilir |











































01
02
03
04
05


















