Aksi unjuk rasa di depan gedung DPRD Riau
|
MERANTI (CAKAPLAH) - Meski menjadi isu nasional, mahasiswa di Kepulauan Meranti, Riau tidak menggelar demo pada tanggal 11 April 2022. Alasannya, mahasiswa belum ada kesiapan akomodasi yang dibutuhkan.
Hari ini, Senin (11/4/2022) banyak mahasiswa di beberapa daerah turun ke jalan. Mereka menolak wacana jabatan presiden 3 periode ataupun penundaan pemilu 2024. Selain itu, kenaikan harga BBM dan minyak goreng, juga menjadi bahan penolakan dalam tuntutan mahasiswa.
Meski mahasiswa di banyak daerah hari ini turun ke jalan, tapi tidak dengan mahasiswa di Kepulauan Meranti Provinsi Riau. Tidak ada unjuk rasa di daerah berjuluk Kota Sagu ini.
Menurut Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa (Dema) STAI Nurul Hidayah Selatpanjang, Mohd Ilham, tidak adanya aksi 11 April 2022 di Kepulauan Meranti lantaran belum siap dari segi akomodasi. Meski demikian, pada malam ini, Ilham mengaku akan ada rapat konsolidasi bersama semua elemen mahasiswa.
"Tadi kita tidak turun aksi lantaran belum ada kesiapan akomodasi," ujar Ilham ketika dihubungi CAKAPLAH.com via telepon seluler, Senin (11/4/2022).
"Tapi, malam ini kita akan menggelar rapat konsolidasi dengan semua elemen mahasiswa," tambahnya.
Terpisah, mantan mahasiswa asal Kepulauan Meranti, Hanafi, menanggapi perihal tak adanya aksi dengan alasan belum ada kesiapan akomodasi. Menurut laki-laki yang mengaku sudah turun aksi sebanyak 35 kali selama jadi mahasiswa ini, untuk di Kepulauan Meranti, tidak perlu banyak dana.
Dia memperkirakan, cukup memiliki uang Rp 100.000,- sudah bisa menyuarakan apa yang menjadi aspirasi dari masyarakat.
"Turun aksi itu cukup beli karton, kain yang disemprot, itu saja. Cukup bermodal Rp 100 ribu, dengan sum-sum sesama demonstran. Di Meranti tak perlu pakai sewa mobil, ke kantor DPRD cukup dengan jalan kaki," ujar Hanafi.
Hanafi juga berpesan kepada mahasiswa di Kepulauan Meranti untuk tidak ragu turun ke jalan dalam hal menyuarakan pendapat. Katanya lagi, aksi itu bentuk protes kepada pemerintah, dan itu tidak melanggar aturan.
"Dulu waktu aksi di Pekanbaru, kita tidak bicara akomodasi, cukup rapat konsolidasi antar kampus, ekstra kampus, ya sudah kita langsung turun," ujar mantan mahasiswa Kepulauan Meranti yang pernah menjadi korlap aksi sebanyak 20 kali ini lagi.
"Mahasiswa jangan takut turun ke jalan. Bagi saya, demo ini live konser ala aktivis," tutupnya.
Penulis | : | Rizal |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Kabupaten Kepulauan Meranti |