Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Perseteruan yang terjadi antara pengurus Lembaga Adat Melayu Riau (LAMR) versi Syahril Abubakar dengan Marjohan Yusuf hasil Mubeslub, mendapat sorotan dari banyak pihak. Salah satunya Wakil Ketua DPRD Riau Syafaruddin Poti.
Syafaruddin Poti yang juga aktif di lembaga adat dan bergelar Panglimo Boso Paga Nogori itu, mengharapkan agar dua kubu yang bertikai kembali ke Balai Adat untuk duduk bersama untuk bermusyawarah dan mufakat.
"Karena tidak elok datuk-datuk yang begitu dihormati anak kemenakan bertikai dan saling serang di ruang publik. Seharusnya kedua kubu menyelesaikan secara baik-baik di Balai Adat. Kenapa ada gedung Balai Adat karena bertujuan untuk menjadi tempat bermusyawarah dan bermufakat, tidak saling ribut di luar, kembalilah ke Balai Adat, itulah gunanya gedung Balai Adat itu," kata Syafaruddin Poti, Selasa (19/4/2022).
Menurut Poti, ketika sudah dipertontonkan datuk-datuk pemuka adat dengan bertikai karena memperebutkan pucuk pimpinan, maka anak kemenakan akan sedih melihatnya.
Anggota DPRD dari daerah pemilihan Rokan Hilir itu mengatakan, bagaimanya datuk-datuk saja bertikai, dan bagaimana dengan masa depan anak kemenakan.
Menurut Poti selama ini orang yang mengurus adat sudah paham bagaimana cara menetapkan pemimpin dan memilih orang yang dituakan. Makanya menurut Poti yang layak duduk di Lembaga Adat adalah orang yang paham adat.
"Kalau orang yang sudah paham dengan adat, tidak ada yang rebutan untuk menjadi ketua, biasanya lebih banyak menolak jadi ketua," kata Poti lebih lanjut.
"Kembalikan saja pada khittahnya Lembaga Adat itu, jangan sampai terjadi kisruh sesama datuk," tukas Poti.