Ketua Umum BPD HIPMI Riau Rahmad Ilahi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau siap memfasilitasi Startup-startup muda di Kota Pekanbaru untuk bisa mendapatkan Investor dalam memajukan Startup yang dimiliki. Hingga nantinya Startup tersebut mampu menggerakkan roda perekonomian di Kota Pekanbaru.
Hal ini disampaikan Ketua Umum BPD Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) Riau Rahmad Ilahi saat menjadi juri dalam acara "99 Second Pitch Battle Founders Live di Pekanbaru" yang diselenggarakan oleh MeetUp Co-Working & Office Space, Sabtu (14/5/2022).
"Tadi saya juga sudah menyampaikan kepada seluruh adik-adik yang memiliki Startup, bahwasanya ada aspek yang tidak terjamah oleh mereka. Salah satunya adalah seperti mencari investor," ujar Rahmad Ilahi, Sabtu (14/5/2022).
Ia mengatakan Pemerintah di era Presiden Jokowi inikan melalui Telkom mau memfasilitasi Startup yang sangat bisa bersaing dan memiliki jiwa nasionalis.
"Jangan sampai para Startup ini malah dicaplok oleh negara lain. Ini adalah satu hal yang kita jemput dan kita dorong. Insya Allah HIPMI Riau siap memfasilitas adik-adik Startup ini," ujar
Untuk itu dikatakan Rahmad Ilahi, dirinya sengaja hadir dan menjadi juri dalam acara 99 Second Pitch Battle Founders Live di Pekanbaru untuk mengetahui sejauh mana konsep gagasan atau produk yang ditawarkan oleh adik-adik Startup yang berkompetisi hari ini.
"Dan kalau kita lihat Startup di Pekanbaru sudah oke, gagasan dan pikiran sudah oke. Salah satunya adalah kontestan Startup Pemol (Pemulung Online) yang memiliki Startup dengan konsep soal Bank Sampah. Saya pikir itu konsepnya bagus tapi secara bisnis dia belum. Ini perlu sentuhan-sentuhan dari para seniorlah, agar Pemol ini bisa diminati dan memiliki daya saing. Karena tadi waktu saya tanya soal armada, mereka baru punya satu. Inikan perlu dorongan-dorongan para investor," sebutnya.
Selain itu, ada juga Startup Pasar Kaget Online. Jika Aplikasi tersebut menawarkan harga yang lebih mahal dari harga sayur di warung, para ibu rumah tangga tentu akan memilih berbelanja langsung ke pasar atau ke warung.
"Namanya ibu-ibu itukan mikirnya panjang, kalau harganya lebih mahal sedikit saja, mereka pasti mikir dan dihitung. Untuk itu harus ada nilai tambah yang diberikan oleh Startup ini sehingga orang mau menggunakan jasa yang ditawarkan oleh Startup ini. Misalnya harga lebih murah dan lainnya. Konsep-konep seperti inikan bisa didiskusikan dan bisa dimaksimalkan. Kita bisa membuat pola-polanya. Untuk kedepannya kita bisa mendiskusikannya," pungkasnya.