PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dua ekor Gajah Sumatera telah dilakukan translokasi dari Kabupaten Indragiri Hulu ke luar Provinsi Riau.
Dua gajah dispersal ini pada saat translokasi berada di Desa Teluk Sungkai, Kecamatan Kuala Cenaku, Kabupaten Indragiri Hulu yang sudah berada di lokasi tersebut sejak Februari 2022 lalu. Selanjutnya gajah-gajah ini akan berada di tempat baru tepatnya di Provinsi Jambi.
Plt Kepala Balai Besar KSDA Riau, Fifin Arfiana Jogasara mengatakan, sebelum dilepasliarkan, satu dari dua gajah dispersal ini akan dipasang GPS Collar untuk memantau pergerakan gajah sehingga memudahkan dalam mitigasi.
"Data GPS Collar yang dihasilkan akan menjadi bahan informasi sekaligus bahan pertimbangan dalam mengambil kebijakan lebih lanjut," kata Fifin, Selasa (24/5/2022).
Bersama para pihak Balai Besar KSDA Riau, Pemerintah Daerah Indragiri Hulu, TNI/Polri, BPBD Kabupaten Indragiri Hulu serta masyarakat aktif melakukan mitigasi dan pemantauan serta upaya pengamanan dua ekor gajah dispersal yang berada di Kabupaten Indragiri Hulu kurang lebih selama 3 bulan.
"Pada hari ini kami pun bersama-sama melakukan upaya translokasi dua ekor gajah jantan yang dispersal ini," cakapnya.
Translokasi dilakukan ke lokasi kantong di luar Provinsi Riau dimana hasil penelitian pada kantong gajah tersebut sex ratio jenis kelamin didominasi oleh betina serta keanekaragaman genetik rendah, sehingga diharapkan dengan kedatangan dua ekor gajah jantan dari Provinsi Riau ini bisa mendorong perbaikan keanekaragaman genetik.
"Sebagai bahan informasi dua Gajah Sumatera dispersal ini pada tahun 2021 pernah dilakukan translokasi mengembalikan ke kelompoknya di kantong Gajah Tesso Tenggara, tetapi dua gajah ini kembali keluar dari kantongnya sampai ke Kecamatan Kuala Cenaku di Kabupaten Indragiri Hulu," ungkapnya.
Kondisi lokasi dimana dua Gajah Sumatera yang dispersal ini berada sebagian besar merupakan areal rawa, sehingga dalam melakukan upaya mitigasi mengalami kesulitan.
Dalam proses translokasi ini Balai Besar KSDA Riau mendatangkan 3 gajah jinak yaitu Yopi, Indah dan Sengarun untuk membantu proses translokasi sampai ke lokasi yang dituju.
"Perjalanan menuju lokasi tujuan translokasi memerlukan waktu yang relatif lama sehingga dalam mengantisipasi munculnya gangguan Balai Besar KSDA Riau menurunkan 4 dokter hewan yang berasal dari Balai Besar KSDA Riau dan Direktorat KKHSG, Kementerian LHK," lanjutnya.
"Selanjutnya Balai Besar KSDA Riau akan membantu melakukan monitoring pada lokasi translokasi bersama-sama dengan Balai KSDA setempat," pungkasnya.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Peristiwa, Lingkungan, Riau |