(CAKAPLAH)-Hari ini Bangsa Indonesia memperingati Hari Lahir Pancasila yang ke-77 tahun. Sesuai dengan Keputusan Presiden Nomor 24 Tahun 2016, Hari Lahir Pancasila ditetapkan pada tanggal 1 Juni 1945. Begitu istimewanya Hari Lahir Pancasila ini, maka pemerintah memutuskan bahwa setiap tanggal 1 Juni ditetapkan sebagai hari libur nasional. Berbeda halnya dengan Hari Konstitusi (18 Agustus) yang lebih dulu ditetapkan melalui Keputusan Presiden Nomor 18 Tahun 2008, hari tersebut tidak ditetapkan sebagai hari libur nasional.
Peringatan Hari Lahir Pancasila ini memang spesial bagi bangsa Indonesia, karena satu-satunya hari besar kebangsaan yang ditetapkan sebagai hari libur nasional, selain tanggal 17 Agustus yang diperingati sebagai Hari Kemerdekaan.
Kedudukan Pancasila sebagai dasar negara menjadikannya sangat penting dalam kehidupan berbangsa, sekaligus sebagai sumber hukum yang melandasi setiap peraturan perundang-undangan di Indonesia. Konsep lima dasar yang terkandung dalam Pancasila diyakini sebagai pondasi kebangsaan yang digali dari nilai-nilai luhur budaya bangsa kita.
Kelima dasar inilah yang kemudian menjadi landasan sikap dan perilaku rakyat Indonesia dalam hubungannya dengan sesama dan negara.
Sebagai falsafah hidup bangsa, Pancasila sudah barang tentu diketahui oleh sebagian besar rakyat Indonesia. Sedari kecil kita sudah diperkenalkan dengan Pancasila, dan sejak duduk di bangku sekolah dasar kita pun sudah diwajibkan menghafalnya. Hingga saat ini, rasanya hampir semua rakyat Indonesia hafal dengan Pancasila beserta urutannya. Namun, nilai-nilai Pancasila tentulah bukan hanya untuk dihafal saja, melainkan diamalkan dan dipraktekkan dalam kehidupan sehari-hari sehingga kelestariannya tetap terus terjaga.
Seiring dengan perjalanan hidup bangsa, Pancasila telah teruji menjadi sumber kekuatan bangsa. Pancasila yang lebih dulu lahir sebelum kemerdekaan, tidak hanya sekedar simbol sebagai dasar negara, namun benar-benar terbukti menjadi kekuatan dalam sejarah perjuangan dan pemersatu bangsa.
Selain menghadapi penjajah asing, bangsa Indonesia juga telah berkali-kali dirongrong oleh pemberontakan di dalam negeri yang ingin memecah belah persatuan bangsa. Namun dengan Pancasila kita mampu menghadapi semua rintangan tersebut, hingga saat ini kita tetap utuh menjadi bangsa yang berdaulat dalam naungan Negara Kesatuan Republik Indonesia.
Berikut ini akan diuraikan secara ringkas nilai-nilai Pancasila sebagai sumber kekuatan bangsa sesuai dengan urutannya. Pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sila pertama ini menunjukkan bahwa bangsa Indonesia berdasarkan pada Ketuhanan. Keberagaman agama yang ada di Indonesia adalah sebuah keniscayaan yang sejak dulu telah ada sebelum bangsa ini berdiri. Melalui sila pertama ini, kita semua dapat hidup rukun berdampingan walaupun berbeda keyakinan, namun satu hal yang sama bahwa kita semua percaya pada keberadaan Tuhan sebagai Sang Maha Pencipta.
Sebagai warga negara, kita memiliki kebebasan dan dijamin untuk menjalankan perintah agama sesuai dengan yang kita yakini. Adanya sikap saling menghormati dan menghargai kebebasan beragama, juga dapat menjadi salah satu contoh yang baik bagaimana kita menerapkan sila pertama ini.
Sila kedua dari Pancasila adalah Kemanusiaan yang Adil dan Beradab yang menunjukkan bahwa bangsa Indonesia adalah bangsa yang menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan.
Setiap warga negara memiliki persamaan derajat dan kedudukan hukum yang sama. Berdasarkan sila kedua ini, pemerintah mengakui dan seharusnya menjamin tidak ada perlakuan diskriminasi terhadap perbedaan suku, agama, ras, dan lainnya.
Nilai-nilai ini bila dapat dijalankan dengan baik, maka akan menjadi sumber kekuatan bangsa yang mendorong setiap warga negara untuk bersama-sama membangun bangsa ini secara optimal. Hal ini karena kita merasa aman, nyaman, dihargai, dan diperlakukan secara adil dan beradab sebagai bagian dari kehidupan bangsa.
Persatuan Indonesia sebagai sila ketiga, menempatkan kepentingan bangsa diatas kepentingan pribadi dan kelompok. Melalui semangat persatuan kita dapat bekerja sama dan saling menguatkan untuk menjaga keutuhan bangsa.
Nilai cinta tanah air yang terdapat dalam sila ini juga diharapkan mampu mendorong semua warga negara untuk melakukan dan memberikan yang terbaik kepada bangsa dan negara. Sebagai bangsa yang memiliki berbagai keberagaman, kita juga dihadapkan pada potensi ancaman disintegrasi bangsa.
Namun dengan semangat persatuan ini, diharapkan keberagaman tersebut berubah menjadi potensi dan semangat positif untuk saling melengkapi dan menguatkan.
Berikutnya adalah sila keempat yang menitik beratkan pada nilai-nilai kerakyatan dan musyawarah yang menjadi salah satu karakter khas bangsa Indonesia. Melalui musyawarah kita dapat mengambil keputusan secara arif dan bijaksana demi kepentingan bersama. Sila keempat ini juga melandasi adanya sistem perwakilan yang bertujuan untuk mempermudah rakyat Indonesia dalam menyampaikan aspirasinya. Nilai penting lainnya yang terkandung dalam sila ini adalah rakyat merupakan pemegang kedaulatan tertinggi.
Artinya, suara rakyat merupakan dasar dalam setiap pengambilan kebijakan bangsa. Bila sila ini dapat dijalankan dengan baik dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, maka bangsa kita akan kuat dan akan terus berkembang menjadi bangsa yang maju.
Terakhir adalah sila kelima yang menekankan pada nilai-nilai keadilan, kekeluargaan, dan semangat gotong royong. Makna keadilan tidak selalu berarti semua sama rata dan sama banyak, tetapi menempatkan sesuatu sesuai dengan porsinya atau proporsional.
Rakyat yang masih terkategori miskin memerlukan intervensi yang lebih dari pemerintah. Begitu juga daerah-daerah yang terpencil dan tertinggal membutuhkan perhatian ekstra dari pemerintah.
Bagi kita sebagai warga negara, sila kelima ini menjadi pendorong untuk bersikap saling tolong menolong dan berperilaku adil dengan sesama. Nilai-nilai inilah yang akan memperkokoh kebersamaan kita sebagai sebuah bangsa.
Semoga melalui peringatan Hari Lahir Pancasila ini, kita semua sebagai warga negara dapat menerapkan nilai-nilai luhur yang terkandung dalam Pancasila, dan bukan hanya terjebak pada aktivitas seremonial saja. Melalui penerapan nilai-nilai Pancasila tersebut diharapkan dapat menjadi pedoman bagi kita dalam menjalani kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara dengan baik.
Penulis | : | Dr. Biryanto, Senior Trainer BPSDM Provinsi Riau |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Cakap Rakyat |