Aksi mahasiswa UIN terkait diduga penganiayaan terhadap salah satu mahasiswa.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Diduga gara-gara minta tanda tangan untuk izin peminjaman gedung, salah seorang mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau Fakultas Ushuluddin diduga dianiaya oleh Wakil Dekan berinisial RH.
Mahasiswa yang diduga mendapat perlakukan penganiayaan oleh Wakil Dekan tersebut mengaku mengalami insiden itu saat berada di lingkungan kampus, Senin (6/6/2022) sekitar pukul 16.00 WIB.
"Saya ditendang pada bagian betis dan dipukul pada bagian bahu," ujar mahasiswa ST, Selasa (7/6/2022).
Ia menceritakan, kejadian bermula saat dia datang membawa surat peminjaman gedung untuk izin kegiatan, dan memerlukan tanda tangan Wakil Dekan RH.
"Saat bertemu RH, saya bicara baik-baik. Saya izin minta tanda tangan bapak. Dia malah kembali menanya kepada saya kegiatan apa ini, dari kapan sampai kapan," lanjutnya.
Tak lama kemudian, kata ST, Wakil Dekan RH marah-marah kepadanya. RH juga meminta ST menunjukkan video marah-marah dirinya yang diposting di media sosial dan diduga postingan itu menyindir sang Wakil Dekan.
"Kamu ini bohong ya sama saya. Sambil RH menendang kaki kiri saya pada bagian betis. Selanjutnya saya ditarik dalam sebuah ruangan dekat Fakultas Ushuluddin dan memukul bahu saya," terangnya.
Tidak selesai sampai di situ, ST mengaku ditarik pada bagian baju hingga dibawa masuk ke dalam sebuah ruangan. Namun ST menolak karena takut terjadi hal-hal yang tidak diinginkan.
"Setelah saya menolak, RH kemudian marah lagi dan melontarkan kata-kata kasar. Saya masih melunak dan meminta maaf kepadanya jika salah," ungkap ST.
Saat ditanya apakah sudah melaporkan hal ini ke pihak berwajib, ST mengaku belum.
"Terkait laporan ke Polisi saya belum membuat laporan, namun saya sudah visum kemarin di RS Bhayangkara dan hasilnya masih menunggu," tutup ST.
Saat dikonfirmasi ke Wakil Dekan UIN Suska Riau, RH, ia mengaku kalau apa yang disampaikan korban tidak seperti itu. RH lalu menjelaskan kronologis kejadian versi dirinya.
"Saya didesak terus sama ST kalau ia minta tanda tangan. Didesak terus hingga saya tarik bajunya untuk masuk ke sebuah ruangan. Dan malah saya yang dituduh melakukan pemukulan," ujar RH.
RH juga mengaku, anaknya saja tidak berani ia pukul, apalagi mahasiswanya sendiri. Selain itu, terkait hasil visum yang diduga adanya kekerasan RH mengaku tidak tahu-menahu masalah itu.
"Saya hanya menarik baju, apanya yang divisum," terangnya.
SH bahkan mengaku siap jika dipanggil Rektor terkait masalah ini dan tidak bisa berbuat apa-apa jika dirinya dijelek-jelekkan di media online.
"Cukup di online saja nama saya buruk. Jika dipanggil Rektor saya siap," tutupnya.
Mengetahui peristiwa tersebut, mahasiswa UIN Suska Riau melakukan aksi di lingkungan kampus, agar menuntut penuruan jabatan RH sebagai Wakil Dekan atas tindakan dugaan pemukulan terhadap mahasiswa.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Hukum, Pendidikan, Riau |