anggota Komisi I DPRD Pekanbaru, Fathulullah
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Beberapa daerah di Riau telah ditemukan kasus Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) pada hewan ternak. Namun untuk di Kota Pekanbaru sendiri belum ada sapi yang terjangkit virus PMK.
Tak hanya di Riau, sejumlah provinsi juga telah ditemukan PMK. Hal ini dikhawatirkan mempengaruhi pasokan sapi untuk kurban Iduladha.
"Alhamdulillah untuk di Pekanbaru masalah sapi belum ada yang terjangkit virus PMK, tapi di daerah Jawa, Kalimantan sudah ada sapi yang terkena virus PMK," kata anggota Komisi I DPRD Pekanbaru, Fathulullah, Selasa (7/6/2022).
Kata Fathulullah, pasokan sapi dari luar Jawa tidak bisa lagi didistribusikan ke Riau, karena harus melalui peraturan karantina selama 14 hari, hal tersebut membuat pedagang dari luar pulau enggan masukkan sapi ke Sumatera.
"Solusinya memang tidak ada, karena itu peraturan Kementerian Pertanian dan Peternakan, kalau tidak dilakukan karantina 14 hari tidak bisa diberangkatkan ke daerah lain," cakapnya.
Fathulullah yang juga merupakan pedagang sapi itu juga mengambil sapi ke daerah Nusa Tenggara Timur (NTT), dengan menyewa kapal dari NTT langsung Pekanbaru.
"Jadi kita tidak ada singgah-singgah ke daerah lain. Saya pribadi cartel kapal untuk mengangkut sapi dari NTT ke Pekanbaru. Kita informasikan kepada pedagang sapi di Pekanbaru berhati-hati dalam situasi sekarang yang menjangkit virus sapi itu sendiri," pungkasnya.
Adapun dari ciri-ciri dari hewan ternak terjangkit PMK yakni demam, luka pada mulut seperti sariawan dan kaki serta air liur keluar berlebihan. (Parlementaria)
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |