Hasrul Sani Siregar MA
|
(CAKAPLAH) - Dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Partai NasDem (Nasional Demokrat) pekan lalu, mantan Perdana Menteri Malaysia Tun Mahathir Mohamad bicara tentang kepemimpinan. Dalam kuliah umum tersebut, Tun Mahathir Mohamad diundang sebagai pembicara kehormatan.
Tun Mahathir Mohamad bicara secara umum tentang arti dan makna kepemimpinan nasional. Seorang pemimpin harus bertanggung jawab terhadap kepemimpinannya. Seorang pemimpin harus memperhatikan rakyatnya. Dalam sistem demokrasi, sebuah negara membebaskan bagi rakyatnya untuk memilih pemimpin yang dirasa mampu untuk memimpin negaranya.
Tun Mahathir Mohamad yang mantan Perdana Menteri Malaysia tersebut, telah cukup sukses membawa negaranya, Malaysia pada tingkat kemajuan saat ini. Pemimpin itu harus berkemampuan untuk merasakan degup jantung dan nadi rakyatnya, demikian syarahan umum (kuliah umum) Tun Mahathir Mohamad dalam Rapat Kerja Nasional Partai Nasional Demokrat (Nasdem) tersebut. Memahami keresahan dan impian rakyat merupakan cara berpikir pemimpin untuk meraih kesejahteraan rakyatnya. Yang penting adalah apa yang harus dilakukan pemimpin terpilih untuk melaksanakan tanggung jawabnya terhadap rakyatnya, supaya mencapai kedudukan sebagai pemimpin nasional. Kepemimpinan nasional dapat terwujud ketika seorang pemimpin mampu merasakan apa yang dialami masyarakatnya. Memahami keresahan, impian, serta harapan rakyatnya yang akan membuat seseorang pemimpin tersebut bisa mencapai kepemimpinan nasional.
Terdapat beberapa hal yang menarik yang disampaikan oleh Tun Mahathir Mohamad yang membagi pengalamannya ketika menjadi Perdana Menteri Malaysia yaitu metode yang dilakukan beliau dengan menemukan titik permasalahan di pemerintahannya. Tun Mahathir Mohamad yang sebagai dokter, melihat dan mengamati suatu isu maupun masalah dari sudut pandang pengobatan. Beliau mengawali dengan penyelesaian masalah dengan cara mendiagnosa permasalahan yang diibaratkan sebagai penyakit yang menjangkit suatu negara beserta rakyatnya. Apa masalahnya dan bagaimana menangani permasalahan yang muncul tersebut. Setelah mengetahui masalah yang muncul, maka dicari solusi terhadap permasalahan yang ada tersebut.
Adakalanya permasalahan yang ada tersebut memerlukan terobosan yang cepat ditangani, jika tidak akan berdampak terhadap roda pemerintahan secara keseluruhannya. Seorang pemimpin harus memiliki keberanian untuk membuat keputusan dan tindakan tersebut meski dinilai pahit namun demi kepentingan mayoritas rakyat dan negaranya harus dilakukan. Tun Mahathir Mohamad menyebut, pemimpin negara yang baik haruslah memiliki empati terhadap kondisi rakyatnya dan mau memperjuangkan masa depan rakyatnya. Dalam bukunya A Doctor in the House: The Memoirs of Tun Dr. Mahathir Mohamad banyak bercerita tentang kepemimpinan dan kehidupan beliau sebagai seorang dokter.
Tun Mahathir Mohamad memerintah Malaysia sebagai Perdana Menteri lebih dari 20 tahun yaitu dari tahun 1981 hingga 2003. Ketika pilihanraya (pemilihan umum) ke-14 pada 9 Mei 2018, Tun Mahathir Mohamad kembali menjadi Perdana Menteri Malaysia setelah koalisi partainya yang menamakan diri sebagai koalisi Pakatan Harapan (PH) yang berhasil mengalahkan Barisan Nasional (BN). Dengan kemenangan tersebut, Tun Mahathir, diangkat sebagai Perdana Menteri Malaysia untuk kedua kalinya di usia 92 tahun. Tun Mahathir Mohamad dikenal sebagai pemimpin tangguh di masanya yang mana Malaysia dikenal sebagai negara yang masyarakatnya multi-kultural, multi-ras, multi-agama, dan multi-bahasa.
Tun Mahathir dikenal cukup keras dalam setiap kebijakan yang menurut beliau telah terjadi penyimpangan. Baru baru ini, Tun Mahathir Mohamad mengkritik kebijakan yang dilakukan oleh mantan Gubernur Bank Sentral Malaysia, Muhammad Ibrahim yang diduga menyalahgunakan keuangan negara selama menjabat Gubernur Bank Sentral Malaysia.
Sebelumnya, Tun Mahathir Mohamad mengkritik keras mantan Perdana Menteri Najib Razak melakukan korupsi dalam skandal 1MDB (1 Malaysia Development Berhad). 1MDB merupakan perusahaan investasi di bawah pengawasan pemerintah Malaysia. Puluhan triliun rupiah uang rakyat Malaysia diduga disalahgunakan oleh manajemen 1MDB. Nama Najib Razak disebut-sebut terlibat dalam skandal 1 MDB tersebut. Tun Mahathir Mohamad sangat keras mengkritik penyalahgunaan perusahaan tersebut. Dengan beberapa komentar dan kritikan Tun Mahathir Mohamad tersebut mengindikasikan bahwa beliau tidak meninggalkan sepenuhnya perpolitikan di Malaysia.
Tun Mahathir Mohamad di usianya yang sudah senja tersebut, dikenal sebagai Bapak Malaysia yang telah membawa negaranya Malaysia mencapai kemakmuran saat ini. Kebijakannya yang cukup berani yaitu ketika beliau keluar dari partai UMNO (The United Malays National Organisation). Tun Mahathir Mohamad seorang tokoh yang berpengaruh dalam perpolitikan di Malaysia, akhirnya beliau keluar dari UMNO yang sudah dibesarkan beliau dan sebagai partai politik yang berpengaruh dalam koalisi Barisan Nasional (BN).
Tun Mahathir Mohamad sebagai seorang tokoh yang disegani di UMNO memilih keluar dari partai tersebut. Sebagaimana diketahui partai UMNO mengetuai koalisi Barisan Nasional (BN) yang mana koalisi Barisan Nasional tersebut juga menguasai sebagian besar kursi parlemen dan pemerintahan ketika Tun Mahathir Mohamad berkuasa dan menjadi Perdana Menteri Malaysia. Oleh sebab itu, membicarakan UMNO tidak bisa dilepaskan dari pengaruh dan peran dari seorang tokoh yang bernama Tun Mahathir Mohamad tersebut.
Keluarnya Tun Mahathir Mohamad dari UMNO bukanlah pertama kalinya. Ketika Perdana Menteri pimpin oleh Abdullah Ahmad Badawi, Tun Mahathir Mohamad juga keluar dari UMNO tepatnya tahun 2008. Penyebabnya adalah kekecewaan Tun Mahathir Mohamad terhadap kepemimpinan Perdana Menteri Malaysia, Abdullah Ahmad Badawi yang merasa tidak mampu mempertahankan kursi di Parlemen.
UMNO kehilangan kursi mayoritas 2/3 di Parlemen untuk pertama kalinya yang direbut oleh pihak oposisi pimpinan mantan Timbalan Perdana Menteri Malaysia, Datuk Seri Anwar Ibrahim. Pada Pilihanraya (pemilu) tahun 2008, koalisi Barisan Nasional pimpinan UMNO kehilangan kursi mayoritas. Demikianlah catatan perjalanan politik Tun Mahathir Mohamad tersebut hingga di usia yang senja masih memiliki pengaruh walaupun beliau tidak lagi menjadi Perdana Menteri.***
Penulis | : | Hasrul Sani Siregar MA, Widyaiswara di BPSDM Provinsi Riau |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Internasional, Cakap Rakyat |