PEKANBARU (CAKAPLAH) - Mapolda Riau kedatangan beberapa masyarakat yang tergabung dalam Aliansi Mahasiswa Anti Kekerasan (AMAK) Kabupaten Kampar, Rabu (22/6/2022).
Belasan mahasiswa itu menuntut agar Polda Riau secepat mungkin menangkap otak pelaku tindakan premanisme yang terjadi di Desa Terantang, Kecamatan Tambang, Kampar dua hari lalu.
Dalam insiden tersebut sejumlah warga Desa Terantang baik dewasa maupun anak-anak mengalami luka-luka karena dianiaya dan dipukul oleh sekelompok preman, diduga permasalahan tersebut dikarenakan sengketa lahan.
"Kami meminta Polda Riau untuk menangkap otak pelaku tindakan premanisme di Terantang kurang dari 7x24 jam. Negara jangan sampai kalah oleh preman, sebab Kampar negeri beradab dan beradat tidak ada teloransi untuk premanisme," kata Koordinator Aksi, Hafis.
Hafis menilai, bahwa pihak perusahaan sengaja mendatangkan beberapa preman bayaran untuk melakukan penganiayaan terhadap masyarakat Desa Terantang.
"Kejadian itu sangat memilukan bagi kami, karena anak dan perempuan dianiaya oleh preman. Dan kami sangat menyayangkan kejadian pemukulan anak dan perempuan. Tangkap otak pelaku premanisme di Terantang," harapnya.
Aliansi tersebut juga meminta agar dalam waktu 7x24 jam pihak kepolisian bisa menangkap otak pelaku premanisme tersebut, jika tidak pihaknya bersama masyarakat Terantang akan melakukan aksi yang lebih besar lagi.
"Orang yang memukul masyarakat itu bukanlah pekerja penjaga kebun, melainkan preman yang disewa. Itu terbukti dari 17 pelaku yang ditangkap, 3 orang diantaranya orang NTT," pungkasnya.
Sebelummya, Polda Riau juga telah mengamankan 17 orang pelaku yang terlibat dalam aksi penganiayaan terhadap warga Desa Terantang. 17 orang tersebut saat ini juga sudah ditetapkan sebagai tersangka.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Hukum, Kabupaten Kampar |