PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau (Gubri) Syamsuar optimis permasalah desa tertinggal dan desa sangat tertinggal di Provinsi Riau bisa tuntas sampai akhir kepemimpinanya pada 2024.
Demikian disampaikan Gubri saat menerima kunjungan kerja (Kunker) Komisi II DPR RI dalam rangka Reses Masa Persidangan V Tahun Sidang 2021-2022 di Gedung Daerah Riau, Jalan Diponegoro Pekanbaru, Senin (11/7/2022).
Gubri mengatakan, saat ini di Riau terdapat 159 desa mandiri, 520 desa maju, 801 desa berkembang, 87 desa tertinggal dan 24 desa sangat tertinggal.
"Untuk desa tertinggal dan desa sangat tertinggal ditargetkan tuntas pada 2024. Ini sejalan dengan masa bakti kami sebagai Gubernur Riau yang akan berakhir pada 2024," katanya.
Karena itu, Gubri menargetkan 801 desa berkembang di Riau ditargetkan menjadi 470 desa maju di tahun 2024, 520 desa maju ditargetkan menjadi 473 desa mandiri di tahun 2024, dan 159 desa mandiri ditargetkan menjadi 648 di tahun 2024.
"Yang menjadi masalah pada desa sangat tertinggal dan desa tertinggal ini adalah akses internet, infrastruktur dan kesehatan. Inilah yang akan kita kejar," ujarnya.
Sementara itu, Kepala Dinas PMD Dukcapil Provinsi Riau, Djoko Edy Imhar mengatakam, dimensi yang menyebabkan suatu daerah dinyatakan desa sangat tertinggal dan desa tertinggal yakni ketahan sosial, ekonomi dan lingkungan.
"Yang menjadi masalahnya ada di dimensi ekonomi dan sosial, sehingga menjadikan desa tersebut desa tertinggal," kata Djoko Edy Imhar.
Dari 24 desa sangat tertinggal, lanjut Djoko, 1 desa berada di Kabupaten Kepulauan Meranti dan 23 desa ada di Kabupaten Kampar.
"Kita optimis 2024 tidak ada lagi desa tertinggal dan sangat tertinggal di Provinsi Riau," pungkasnya.***
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |