Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dari data Dinas Kesehatan Riau, sampai Juni tahun 2022, sebanyak 7.709 orang terdata mengidap HIV/AIDS (ODHA). 3.622 diantaranya dalam kondisi stadium AIDS.
Wakil Gubernur Riau Edy Natar Nasution mengatakan, kasus HIV/AIDS sangat dipengaruhi oleh perilaku, budaya, sosial dan lingkungan.
“Penemuan ini baru pada angka 66,4 persen dari 11.596 target yang ditentukan Nasional. Yang sudah diobati atau minum obat sebesar 2.930 orang. Artinya masih banyak pasien yang positif HIV/AIDS belum sepenuhnya memiliki kesadaran meminum obat HIV," kata Wagub.
Wagub mengatakan, karakteristik temuan kasus HIV/AIDS di Provinsi Riau saat ini sudah mengarah pada populasi umum dimana jumlah terbesar ada di Pekanbaru, dengan temuan kasus berjumlah 4.566 orang.
“Jika dikelompokkan dalam usia, temuan kasus HIV terbesar ditemukan pada umur 25-45 tahun. Yaitu usia produktif proporsi lebih dari 60 persen,” cakap Wagubri.
Pemprov Riau sendiri telah berupaya dalam melakukan penanggulangan HIV/AIDS dengan menetapkan Perda No.4 tahun 2006 tentang penanggulangan HIV/AIDS dan membentuk Lembaga KPA Provinsi Riau.
Pemerintah melalui Kemendagri telah menetapkan peraturan Mendagri No. 100 tahun 2018 tentang penerapan standar pelayanan minimal (SPM) yang harus dicapai oleh Pemerintah Daerah (Pemda) sebagaimana tertuang dalam PP No. 2 tahun 2018 dan Permenkes No. 4 tahun 2019.
Dimana pencapaian SPM tersebut menjadi tanggung jawab Pemda mulai dari Bupati, Walikota hingga Gubernur.
“Didalamnya diatur jenis pelayanan dasar untuk mereka yang beresiko HIV/AIDS agar mendapatkan edukasi, tes skrining pemeriksaan HIV, dan merujuk untuk pengobatan lebih lanjut” jelas Edy.
Adapun strategi yang diusung yaitu, mencegah dan mengurangi resiko penularan HIV/AIDS, meningkatkan kualitas hidup Odiv, mengurangi dampak sosial dan ekonomi akibat HIV/AIDS pada setiap individu keluarga dan masyarakat.
“Agar setiap individu menjadi produktif dan bermanfaat bagi pembangunan,” tambahnya.
Selain itu, perlu adanya kesadaran untuk mengendalikan HIV/AIDS melalui peningkatan cakupan program penanggulangan HIV/AIDS, meningkatkan efektifitas program pencegahan, menjamin keberlanjutan program pencegahan dan penanggulangan.
"Dan terakhir, menghilangkan segala bentuk stigma dan diskriminasi kepada orang dengan HIV/AIDS,” tukas Wagubri.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |