Manajer Advokasi Fitra Riau Taufik
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Proyek payung raksasa di Masjid Agung Annur tetap dilaksanakan dan akan dimulai pada Agustus depan. Kegiatan itu terus dilanjutkan meski menuai kritikan dari DPRD dan juga Forum Indonesia untuk Transparansi Anggaran (FITRA) Riau.
Manajer Advokasi Fitra Riau Taufik menyebut itu bukti bahwa Pemprov Riau tidak peka terhadap kritik dan masukan yang telah berkembang di publik. Ia menyebut, kepemimpinan Syamsuar telah gagal.
"Artinya Syamsuar gagal sebagai Gubernur Riau dalam melaksanakan sebuah kebijakan terutama pada pengelolaan anggaran. Pembangunan payung Masjid Annur sebesar Rp42 miliar. Itu bukanlah perencanaan prioritas bagi pembangunan daerah di lima tahun Syamsuar ini," kata Taufik, Jumat (29/7/2022).
Seharusnya, kata Taufik, anggaran sebesar itu digunakan untuk mendukung capaian program Syamsuar dalam konteks pembangunan sarana prasarana layanan publik. Seperti infrastruktur jalan.
"Bisa dilihat jalan provinsi masih banyak yang rusak. Bisa dilihat dari penelusuran di lapangan, mulai dari Pekanbaru ke Dumai, Pekanbaru ke Inhil, hingga Pekanbaru ke Rohul. Bagaimana kondisinya biarlah publik yang menilai," jelasnya.
Lanjutnya, sebaiknya Pemprov Riau menganggarkan belanja daerah untuk prioritas jalan. Sebab, pembangunan infrastruktur jalan termasuk ke dalam agenda pembangunan prioritas daerah.
"Bukan pembangunan yang sebelumnya tidak ada malah jadi ada dianggarkan. Gubernur harus cepat sadar bahwa relevansi pembangunan payung itu tidak punya dasar cukup kuat bagi daerah," tegasnya.
Selain itu, banyak masjid, surau, bahkan gereja dan rumah ibadah lainnya butuh dukungan dari Pemprov Riau. Ia mempertanyakan, apakah Pemprov Riau sudah adil memberikan bantuan kepada sarana ibadah lainnya.
"Dan apakah semua sarana tempat ibadah sudah dijangkau? Kalau belum Rp42 miliar itu sebenarnya bisa diarahkan ke situ juga," kata Taufik.
Ia meragukan prestasi Syamsuar dalam lima tahun ini. Terutama dalam pelaksanaan pengelolaan anggaran belanja. Sebab, ada hal lain yang sudah diprioritaskan, justru hal lain yang dikerjakan.
"Ini miris sekali. Ayolah gubernur cepatlah sadar bahwa anggaran belanja butuh porsi, dan porsi itu harus dipertimbangkan mana yang menjadi prioritas gubernur mana yang tidak. Laksanakan yang menjadi agenda prioritas Pemprov Riau bukan malah sebaliknya. Agar publik simpati bahwa gubernur memang punya prestasi dalam mengelola anggaran belanja," papar Taufik.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |