PEKANBARU (CAKAPLAH) - Anggota DPR RI Dapil Riau, Syamsurizal menghadiri undangan memperingati Grebeg Suro 1956 yang dilaksanakan Pujakesuma bekerjasama dengan Pemerintah Kota Dumai.
Syamsurizal mengaku salut dengan diadakannya agenda tersebut. Ia pun dalam sambutannya banyak menceritakan tentang asal usul Grebeg Suro.
"Jadi tadi malam, dalam rangka peringatan tahun baru Islam, DPD Pujakesuma Kota Dumai menggelar reog pada siang hari, dan pada malamnya menggelar wayang kulit semalam suntuk. Dihadiri oleh sebagian besar masyarakai Dumai. Acara itu menghimpun setidaknya 19 paguyuban di Kota Dumai," kata Syamsurizal kepada CAKAPLAH.com, Ahad (31/7/2022).
"Saya diundang untuk melakukan penyerahan wayang dengan Walikota Dumai kepada dalang untuk dilanjutkan dengan pertunjukan wayang kulit semalam suntuk itu," kata Syamsurizal.
Ia mengatakan, sebagai Pimpinan Komisi II DPR RI, dirinya banyak membahas kajian tentang asal usul Grebeg Suro tersebut. Yang terlahir pada tahun 1956, dimana masyarakat Jawa tepatnya di Ponorogo menggelar Grebeg Suro untuk memperingati 1 Muharram.
"Pada saat itu, masyarakat Ponorogo menyampaikan rasa syukur mereka kepada Allah. Maka Grebeg suro ini sudah dinikmati se-Indonesia," ujarnya.
Pada bulan Muharam, kata Syamsurizal banyak terjadi hal-hal luar biasa. Diantaranya pada bulan Muharam Allah menciptakan manusia pertama yakni nabi Adam. Pada bulan Muharam juga Allah menerima taubat ketika nabi Adam diusir dari surga dengan Siti Hawa.
"Peristiwa lain pada bulan Muharam adalah, ketika Nabi Nuh diselamatkan dari serangan banjir besar, dan kapal Nabi Nuh ditemukan di pegunungan Zuhdi, dan itu terjadi di Bulan Muharam. Kemudian, nabi Ibrahim yang menghancurkan berhala pada masa kerajaan Namrud, Allah menyelematkan nabi Ibrahim yang dibakar oleh Namrud, dan itu terjadi di bulan Muharam juga, itu jadi beberapa keistimewaan di bulan Muharam. Kemudian di zaman setelah Rasulullah, banyak tentara yang menang melawan quraisy, dan itu di bulan Muharam," paparnya.
"Dan rasa syukur itu pertama kali diwujudkan masyarakat Jawa yang dimulai pada masyarakat Ponorogo, dan diikuti oleh banyak suku di tanah air yang merayakan grebek suro di bulan Muharam," cakapnya lagi.
Syamsurizal menjelaskan, semakin malam semakin ramai ribuan orang yang hadir di Taman Bukit Gelanggang Kota Dumai.
"Harapan saya ini dilestarikan sebagai bagian dari rasa syukur masyarakat atas apa yang terjadi pada bulan Muharam tersebut," tukasnya.
Untuk diketahui, ribuan masyarakat Kota Dumai, memadati Taman Bukit Gelanggang Kota Dumai. Kehadiran mereka dalam rangka Peringatan Malam 1 Suro 1956/1444 H, atau dikenal dengan Grebeg Suro, yang digelar DPD Pujakesuma Kota Dumai itu mendapat sambutan luar biasa.***
Penulis | : | Satria Yonela Putra |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Serba Serbi, Riau |