Ilustrasi.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan Riau, Herman mengatakan, bahwa pihaknya melakukan beberapa upaya dalam mengendalikan meningkatnya Penyakit Mulut dan Kuku (PMK) di Riau.
Upaya tersebut diantaranya, hewan ternak yang terkena PMK, langsung diisolasi, dalam artian tidak boleh ada hewan ternak yang masuk maupun keluar di desa tersebut.
"Dan penanganannya langsung tim turun memberikan vitamin dan antibiotik," kata Herman, Senin (1/8/2022).
Selanjutnya, pihaknya terus melakukan komunikasi dengan para peternak agar edukasi yang diterima peternak sampai dengan baik. Seperti bahwa sapi yang terkena PMK bisa dikonsumsi.
"Koordinasi internal kita sudah melakukan rapat di posko, dan pengusulan bantuan dana BTT," cakapnya lagi.
Selanjutnya, untuk bantuan obat - obatan, dari APBD Riau, walaupun belum ada PMK, kata Herman sudah dianggarkan. Kemudian, bantuan obat dari Kementan juga sudah didistribusikan.
"Kemudian bantuan dari BNPB yang terdiri dari APD, disinfektan sudah didistribusikan juga. Maka, kita lakukan langkah-langkah terukur untuk memutus mata rantai penyebaran PMK," tukasnya.
Untuk diketahui, sampai saat ini, total 2.028 hewan ternak terpapar PMK di Riau, yang terdiri dari 8 kabupaten. Dengan rincian, Mati 6 ekor, potong paksa 23, dan sembuh 913 ekor.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Riau |