PEKANBARU (CAKAPLAH) - Antrean panjang di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Kota Pekanbaru akhir-akhir ini sering terjadi. Kondisi itu bisa dilihat di beberapa SPBU, seperti di Jalan Siak II, serta Jalan SM Amin Kota Pekanbaru.
Sekretaris Komisi IV DPRD Riau Sugeng Pranoto mengatakan mendapat informasi bahwa hal ini disebabkan oleh pengurangan kuota. Artinya, ada pembatasan pasokan BBM ke sejumlah SPBU.
"Iya, karena kuotanya dikurangi sebanyak 50 persen, jadi pembagian ke beberapa SPBU terbatas, makanya terjadi antrean kendaraan," kata Sugeng, Jumat (5/8/2022).
Sugeng menduga ini menjadi upaya Pertamina dalam menghilangkan BBM bersubsidi agar masyarakat beralih ke BBM nonsubsidi. Sebab, sejauh ini, Ia menilai distribusi BBM bersubsidi belum tepat sasaran.
"Karena kan kita lihat banyak penyalahgunaan BBM bersubisi, seperti truk-truk industri ikut mengantre biosolar, mungkin ini langkah untuk membuat masyarakat beralih ke Pertamina Dex ataupun Dexlite," kata dia.
Kata Sugeng, kondisi ini sebagai bentuk lengahnya pengawasan terhadap kendaraan yang mengisi bahan bakar subsidi. "Kalau peruntukannya tepat sasaran pasti tidak akan langka, ini kan bahan bakar subsidi malah digunakan oleh truk pabrik kelapa sawit," ungkap Sugeng.
Anggota DPRD Riau dapil Inhu-Kuansing ini meminta Pertamina berkoordinasi dengan aparat keamanan untuk memantau pendistribusian BBM subsidi agar tidak terjadi kelangkaan ataupun penumpukan antrean kendaraan.
"Kita meminta Pertamina berkerja sama dengan aparat kepolisian untuk memantau distribusi bahan bakar ini, jangan sampai kendaraan yang tidak berhak menerima, malah ikut menerima ini. Harus ditindak tegas ni," tegasnya.***