Antrean Solar di SPBU di Jalan Soekarno-Hatta Pekanbaru.
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Saat ini Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Solar di Riau mengalami kelangkaan, yang membuat masyarakat terpaksa mengantre panjang di beberapa SPBU.
Pihak kepolisian ternyata sudah mendata beberapa SPBU di Riau yang melakukan pelanggaran pendistribusian BBM jenis Solar. Pihaknya juga akan melakukan proses hukum atas kejadian ini.
"Kita angkut kasusnya, nanti untuk jumlah data kasusnya kita berikan. Ada beberapa SPBU yang melakukan pelanggaran," kata Direktur Kriminal Khusus Polda Riau Kombes Pol Ferry Irawan, Senin (15/8/2022).
Pihaknya terus melakukan pengawasan terkait pendistribusian BBM jenis Solar bersubsidi dan nantinya juga akan berkordinasi dengan pihak Pertamina.
Ferry juga mengungkapkan, masih banyak oknum-oknum masyarakat yang membeli dengan menggunakan jerigen serta kendaraan mobil yang dimodifikasi.
"Perihal kelangkaan Solar ini, masih banyak masyarakat yang membeli menggunakan jerigen serta tangki minyak mobil yang sudah dimodifikasi," ungkapnya.
Polda Riau tidak segan-segan untuk menindak tegas perusahaan yang terbukti melakukan penampungan minyak BBM jenis Solar.
"Akan kita tindak tegas siapapun yang terbukti membeli Solar di luar industri," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, antrean berbagai jenis kendaraan terjadi di beberapa SPBU di Riau, untuk menunggu jatah pengisian Biosolar. Salah satu antrean terjadi di SPBU Jalan Arifin Achmad Pekanbaru.
Pantauan di lapangan, kendaraan yang mengantre di SPBU tersebut terdiri dari berbagai jenis kendaraan.
Gubernur Riau, Syamsuar mengatakan bahwa dia memang mendapatkan informasi dari Dinas ESDM terkait kondisi Solar hari ini.
"Solar ini bukan langka, tapi memang jatah ini dikurangi. Dengan pertimbangan Solar ini kan bukan bisa digunakan kepada semua pihak, karena ada peruntukannya," kata Syamsuar, Kamis (4/8/2022).
Maka dari itu, Pertamina, kata Syamsuar membatasi yang berhak yang dapat menikmati Solar.
"Pengawasannya di Pertamina," tukasnya.
Syamsuar meminta kepada masyarakat untuk tidak salah mengartikan situasi yang terjadi saat ini. Sebab Solar subsidi hanya dikhususkan untuk masyarakat golongan ekonomi bawah.
Sedang kendaraan perusahaan dan mewah diharuskan menggunakan Pertamina Dex dan Dexlite.
“Jadi yang terjadi sekarang ini peruntukan penggunaan Solar itu yang lebih diselektifkan,” tambahnya.