ilustrasi
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Wilayah pesisir Provinsi Riau yang berbatasan langsung dengan negara tetangga rawan ancaman abrasi. Seperti tanah di Desa Muntai Barat, Bantan, Bengkalis, Riau yang sudah banyak tergerus air laut.
Kondisi itu diungkapkan Ketua Komisi I DPRD Riau Eddy A Mohd Yatim. Ia sempat menggelar upacara bendera detik-detik proklamasi di desa itu. Pemilihan lokasi upacara di Desa Muntai Barat dikarenakan desa ini berada di titik terluar perbatasan Indonesia dengan Malaysia.
"Kami laksanakan upacara detik-detik proklamasi di desa ini. Kami berada di atas jembatan kayu, yang dulunya ini adalah daratan, namun sekarang sudah tergerus oleh air laut," kata Eddy, Kamis (18/8/2022).
Tempat itu juga pernah didatangi oleh Presiden RI Joko Widodo. Dia berharap perhatian untuk daerah perbatasan harus terus digencarkan. Sebelum ke desa itu, dia terlebih dahulu meninjau abrasi di Pulau Rangsang Kepulauan Meranti dan Bukit Batu Bengkalis.
"Kami ingin menyampaikan pesan kepada segenap masyarakat, terutama masyarakat yang merasakan hal yang sama dengan kami, mari kita bersama-sama mengetuk hati pemerintah pusat agar lebih peduli dengan nasib masyarakat di perbatasan negara ini," jelasnya.
Berdasarkan informasi yang terima dari masyarakat, politisi Partai Demokrat ini menyebut, setiap tahunnya 30-40 meter tanah tergerus oleh air laut, dan peristiwa itu sudah terjadi selama 26 tahun.
"Itu membuat titik perbatasan dengan negara semakin jauh. Ini sangat merugikan republik kita. Semoga yang kami lakukan ini bisa membuka mata dan hati pemegang kebijakan, bahwa ancaman abrasi adalah ancaman serius yang perlu kebersamaan di dalamnya," paparnya.
Penulis | : | Delvi Adri |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Bengkalis |