PEKANBARU (CAKAPLAH) - Teknologi pengolahan minyak makan goreng sawit merah atau disebut minyak makan merah dari kelapa sawit oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan telah menarik perhatian Wakil Presiden Indonesia, KH Ma'ruf Amin.
Dalam kunjungannya ke Riau, dalam tinjauan kegiatan santripreneur berbasis sawit di Pesantren Teknologi Riau, salah satu agendanya, orang nomor dua di Indonesia ini dikenalkan dengan teknologi dan demo masak secara langsung dengan menggunakan minyak makan merah.
Untuk diketahui, minyak makan merah merupakan hasil inovasi dari PPKS yang telah dipatenkan dan berfungsi tidak hanya untuk menggoreng, tapi juga untuk suplemen.
Sekadar informasi minyak makan merah juga memiliki kandungan gizi dan provitamin A dan E yang tinggi dibanding minyak makan biasa dan dapat membantu masyarakat dari stunting.
Wapres mengatakan, bahwa pemerintah mendorong dibangunnya pabrik - pabrik minyak makan merah mini di berbagai daerah, terutama daerah perkebunan rakyat di luar inti dan plasma. "Ini sedang didorong, dan saat ini sudah ada di Sumatera Utara. Di Riau katanya akan dibangun 5 pabrik," ujarnya.
"Tentu pemerintah akan mendorong terus, apalagi minyak makan merah ini punya keunggulan, yang ternyata pasar globalnya besar. Jadi dalam negeri bisa, pasar global juga terbuka. Ini potensi baru yang bisa dikembangkan," kata Ma'ruf Amin lagi.
Sementara itu, Gubernur Riau Syamsuar mengatakan khusus di Riau, sebagai daerah penghasil sawit, Pemprov mendorong pelaku ekonomi di Riau terutama petani rakyat.
Ditambah dengan keunggulan minyak makan merah yang bisa mencegah stunting, dimana Riau saat ini berada di angka stunting yang cukup tinggi yakni 22 persen, maka salah satu upaya menurunkan angka stunting adalah dengan minyak makan merah.
"Karena itu kami berkepentingan untuk ini, kami harap lebih banyak lebih bagus, karena petani rakyat kita cukup banyak di Riau," cakapnya.
Sementara itu, Ketum DPP Apkasindo, Gulat Medali Emas Manurung kepada CAKAPLAH.com usai acara mengatakan, bahwa ketertarikan Wapres selain pembibitan santripreuner, juga rencana dibangunnya pabrik minyak makan merah di pondok - pondok pesantren.
"Melihat situasional, pesantren sangat siap untuk itu, apalagi teknologinya sederhana, dan didukung oleh dana BPDPKS. Nah, tentu ini bukan hal yang biasa, karena manfaatnya sangat banyak. Selama ini orang tahu bahwa sawit itu petani dan perusahaan, tapi sekarang santri jadi bagian dari sistem yang ada," ulasnya.
Ditanya terkait 5 pabrik yang akan dibangun di Riau, Gulat mengatakan, pihaknya akan berkoordinasi dengan Gubernur Riau, dan akan ditempatkan di pondok pesantren.
"Rantai pasoknya ini kita mulai dengan kebutuhan pondok pesanteren dulu. Nah, kedepan ini akan jadi bisnis menarik, pesantren dan KUD bisa jadi produsen dari minyak makan merah," ujarnya.
"Selama ini orang bertanya minyak makan merah ini benar tidak ya, tapi untuk diketahui, minyak makan merah lebih dari minyak goreng biasa. Mari kita move on, jangan hanya terpaku pada minyak goreng kinclong biasa, sementara itu minyak makan merah ini banyak manfaatnya, vitamin A, dan anti stunting. Tentu ini jadi penyelesaian stunting. Jadi kita harap program ini segera operasional," tukasnya.
Saat ini, kata Gulat, pada bulan depan, PPKS Medan akan mengeluarkan mesin untuk pembuatan minyak makan merah. Saat ini PPKS sedang menduplikasi mesin lolos uji, yang nantinya akan dikirim ke daerah - daerah penghasil sawit di Indonesia.***