PEKANBARU (CAKAPLAH) - Teknologi pengolahan minyak makan sawit merah atau disebut minyak makan merah dari kelapa sawit oleh Pusat Penelitian Kelapa Sawit (PPKS) Medan telah diminta oleh Wakil Presiden untuk dikembangkan di kalangan rakyat.
Terhadap hal tersebut, Ketua Umum Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Gulat Medali Emas Manurung meminta agar dalam operasionalnya, Menteri BUMN diminta tidak ikut dalam mengurusi minyak makan merah.
"Minyak makan merah ini kan bermula dari Apkasindo dengan PPKS Medan, lalu kita koordinasi ke Kementerian Koperasi, maka muncullah minyak makan merah. BUMN dalam konteks ini tidak ada urusan, fokus saja ke urusan yang lebih besar, jangan diurusi urusan yang kecil ini," kata Gulat, Sabtu (27/8/2022).
Ia mengatakan, pernyataan Wapres, bahwa Minyak Makan Merah akan diurusi UMKM kecil, jadi Menteri BUMN jangan masuk dalam operasionalnya.
"Tidak perlu banyak diurusi banyak menteri. Jadi menteri BUMN silahkan urus yang lain. Kalau untuk minyak makan merah kan sudah ada PPKS Medan, memang PPKS Medan itu bagian dari BUMN, tapi kalau menterinya ngurusin ini repot, kan sudah ada PPKS," cakapnya lagi.
Ia menambahkan, bahwa Minyak Makan Merah bukan hal yang baru, namun memang dikarenakan turbulensi kelangkaan minyak goreng, minyak makan merah naik ke permukaan yang dilirik.
"Tapi saya tidak sepakat kalau BUMN mengurusi ini. Biarkan saja PPKS. Jadi Menteri BUMN jangan mencampuri ini, ini urusan petani desa dalam hal ini UMKM," cakapnya lagi.
"Melihat situasional, pesantren sangat siap untuk itu, apalagi teknologinya sederhana, dan didukung oleh dana BPDPKS. Nah, tentu ini bukan hal yang biasa, karena manfaatnya sangat banyak. Selama ini orang tahu bahwa sawit itu petani dan perusahaan, tapi sekarang santri jadi bagian dari sistem yang ada," ulasnya.
Untuk diketahui, minyak makan merah merupakan hasil inovasi dari PPKS yang telah dipatenkan dan berfungsi tidak hanya untuk menggoreng, tapi juga untuk suplemen.
Sekadar informasi minyak makan merah juga memiliki kandungan gizi dan provitamin A dan E yang tinggi dibanding minyak makan biasa dan dapat membantu masyarakat dari stunting.
Di Riau sendiri, rencananya akan dibangun 5 pabrik minyak makan merah yang akan di fokuskan di pesantren.