PEKANBARU (CAKAPLAH) - Ratusan pengungsi atau imigran di Kota Pekanbaru, Riau, lagi - lagi melakukan aksi unjuk rasa. Hari ini, Selasa (6/9/2022), para imigran tersebut melakukan aksi di depan kantor Gubernur Riau.
Pantauan CAKAPLAH.com, para imigran membawa serta istri dan anak - anak mereka dalam melakukan aksi.
Para imigran yang didominasi warga Afganistan tersebut menuntut agar United Nations High Commissioner for Refugees (UNHCR) mempercepat perpindahan ke negara ketiga.
Menurut pendemo, hal ini penting, karena keberadaan mereka di Indonesia khususnya di Pekanbaru sudah belasan tahun lamanya.
"Kami sudah lelah, 10 tahun lebih jadi pengungsi. Kami juga manusia," kata salah seorang imigran.
Para imigran juga sangat berharap melalui Pemerintah Provinsi Riau, dapat turut menyuarakan keinginan mereka kepada pihak terkait, dalam hal ini UNHCR, mau pun yang lainnya yang berkepentingan tentang pengungsi.
Untuk diketahui, UNHCR adalah organisasi internasional yang mandat utamanya yaitu memberikan perlindungan serta memberikan bantuan berupa pemenuhan kebutuhan dasar bagi pencari suaka dan pengungsi bekerja sama dengan beberapa mitra.
Setelah melakukan aksi, para pendemo diterima oleh Karo Tapem Setdaprov Riau, Firdaus.
Kendala
Ratusan imigran asal Afghanistan di Pekanbaru gelar aksi unjuk rasa di depan Kantor Wilayah (Kanwil) Kemenkumham Riau, Jalan Sudirman, untuk meminta agar mereka pindah negara.
Sebagian dari massa aksi membawa poster berisi pesan minta perlindungan. Selain itu, ada tulisan lain sebagai bentuk protes agar diteruskan ke negara ketiga.
Kepala Kanwi Kemenkumham Riau, Pujo Harinto mengatakan, lamanya para imigrna ini tidak dipindahkan karena ada kendala dari pihak (negara) ketiga.
"Kendalanya ada di pihak ketiga, yang datang ini kan banyak, setelah rombongan pertama sudah dipindahkan, otomatis ada yang belum dipindahkan. Jadi ini mengalir terus," ujar Pujo, Selasa (11/1/2022).
"Mereka berharap negara ketiga dapat membuka pintu selebar-lebarnya untuk bisa menampung mereka, sehingga mereka tidak kehilangan tempat dan putus harapan," sambungnya.
Pujo menyebutkan, kehadiran mereka untuk menyampaikan keluhan-keluhan seperti lama menetap dan fasilitas yang diterima oleh para imigran.
Lanjutnya, fasilitas yang diterima oleh para imigran juga terjamin, seperti tempat tinggal yang layak, uang saku, serta pendidikan.
"Fasilitas mereka juga sudah terjamin, saya survei tempat tinggal mereka layak, ada air dan listrik. Uang saku dikasih, pendidikan anak-anak juga ditanggung," ungkapnya.
Pujo Harinto menyatakan, sebanyak 919 orang pengungsi asal Afganistan berharap negara tujuan dapat membuka pintu masuk.
Ia menambahkan, Kementerian Hukum dan HAM akan membantu sesuai tugas dan fungsi.