PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, turunnya angka inflasi di Riau pada Bulan Agustus merupakan hal yang harus disyukuri.
Hal tersebut, kata Syamsuar, merupakan hasil dari kerjasama semua stakeholder untuk menurunkan tingkat inflasi, dimana pada Bulan Juli lalu, Riau masuk 5 besar inflasi tertinggi di Indonesia.
Untuk diketahui, pada Juli lalu, Inflasi Riau Tahun Kalender (Januari-Juli) 2022 sebesar 6,17 persen dan inflasi Tahun ke Tahun (Juli 2021 - Juli 2022) sebesar 7,04 persen.
Sementara, pada Agustus, inflasi di Riau secara tahun kalender atau sepanjang Januari hingga Agustus 2022 sebesar 4,86% dan inflasi Tahun ke Tahun (Agustus 2021-Agustus 2022) sebesar 5,84%.
"Juli memang tinggi, namun Agustus sudah turun," kata Gubri Syamsuar.
Sementara itu, Sekdaprov Riau, SF Hariyanto mengatakan, bahwa Riau Bulan Agustus, Riau turun dalam angka inflasi.
"Kalau inflasi kita dari angka 7 udah turun, sekarang sudah 5,8 persen. Jadi kita sekarang Riau di urutan 18 se-nasional. Ada peningkatan lah," kata Sekda.
Lantas, bagaimana dengan kondisi pasca BBM naik, apakah Riau bisa tetap mempertahankan deflasi?
Dengan pemerintah pusat mendorong sumber keuangan daerah untuk membantu masyarakar pasca kenaikan BBM, kata Sekda tidak akan mengganggu keuangan daerah.
"Tidak ada mengganggu, biar tepat sasaran," tukasnya.
Diberitakan sebelumnya, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Riau memutuskan menyiapkan anggaran untuk bantuan perlindungan sosial sebesar Rp7 miliar.
Bantuan perlindungan sosial tersebut diberikan kepada masyarakat Riau yang terdampak akibat kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) dan juga akibat inflasi.
"Dari hasil pembahasan sementara kami, Pemprov Riau menyediakan anggaran untuk bantuan perlindungan sosial sebesar Rp7 miliar," kata SF Hariyanto.
SF Hariyanto menyampaikan, anggaran Rp7 miliar tersebut diambil dari Dana Alokasi Umum (DAU) sebesar 2 persen. Dimana anggaran itu diperuntukkan untuk bantuan perlindungan sosial masyarakat Riau selama tiga bulan.
Untuk mencegah inflasi juga, Gubernur Riau, Syamsuar meminta kepada Satgas pangan untuk melakukan pengawasan, jangan sampai ada barang pokok yang tidak seharusnya naik, ikut naik.