PEKANBARU (CAKAPLAH) - Penyebaran penyakit Septicaemia Epizootica (SE) atau biasa disebut penyakit sapi ngorok di Kabupaten Kampar, Provinsi Riau semakin meluas.
Terbaru sudah tiga desa di Kecamatan XIII Koto Kampar terpapar penyakit tersebut. Awalnya kasus ditemukan di Desa Gunung Bungsu, kini desa tetangganya yakni Desa Muara Takus dan Desa Tanjung sudah terpapar kasus sapi ngorok.
"Iya, sekarang sudah tiga desa terpapar kasus sapi ngorok, Desa Gunung Bungsu, Muara Takus dan Tanjung," kata Kepala Dinas Peternakan dan Kesehatan Hewan (PKH) Riau, Herman melalui Kepala Bidang Kesehatan Hewan, dr Faralinda Sari, Rabu (6/9/2022).
Faralinda mengatakan, hingga saat ini kasus kematian kerbau tiga daerah tersebut diperkirakan sudah diatas 100 ekor. Namun untuk jumlah pastinya masih dilakukan investigasi oleh petugas Dinas Peternakan Kampar.
"Jumlah pastinya masih dilakukan investigasi oleh petugas Dinas Peternakan Kampar. Kalau jumlah yang dilaporkan di Sistem Informasi Kesehatan Hewan Nasional (SIKHNAS) hanya 30 kasus. Tapi rasanya kasus lebih dari itu, karena banyak yang belum dilaporkan, kita perkirakan hewan ternak yang mati sudah lebih dari 100 ekor," terangnya.
Faralinda mengakui, jika petugas mengalami kesulitan untuk memutus mata rantai penyebaran kasus. Sebab banyak kerbau yang terpapar dijual peternak.
"Permasalahannya banyak hewan ternak yang dijual. Karena itu jadi permasalahan baru, karena hewan ternak yang bergejala dijual, maka akan menjadi masalah baru di daerah yang belum terpapar," bebernya.
"Sebab di sana banyak pedagang yang mendatangi peternak menakut-nakuti, agar peternak mau menjual ternaknya dengan harga murah dengan alasan daripada mati. Istilah kita ada belantik-belantik yang menampung hewan ternak seperti itu," sambungnya.
Padahal, menurut Faralinda, petugas Dinas Peternakan Kampar sudah mensosialisasikan kepada masyarakat, penyakit sapi ngorok ini tidak mematikan kalau cepat ditangani.
"Karena penyakit sapi ngorok ini kan cuma bakteri, kalau dikasih obat antibiotik dan vitamin bisa sembuh. Jadi kami mengimbau kepada peternak jangan panik, sebenar penyakit ini bisa diobati," pungkasnya.**
Penulis | : | Amin |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kabupaten Kampar |