PEKANBARU (CAKAPLAH) - Sepekan setelah pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi, terpantau pembelian BBM di SPBU Kota Pekanbaru, Riau, tetap ramai antrean pengendara.
Pantauan CAKAPLAH.com di lapangan, di beberapa SPBU bahkan lebih banyak antrean saat ini dibanding sebelum harga BBM naik.
Penelusuran CAKAPLAH.com dari beberapa pengendara, ternyata yang menjadi alasannya adalah karena tidak ada pilihan lain.
Karena, jika tidak membeli di SPBU, untuk membeli BBM eceran saat ini juga dipatok lebih mahal dari biasanya.
"Tak ada pilihan lain, saya tetap harus kerja. Kalau beli di eceran, yang biasa Rp 10 ribu per botol per liter, sekarang sudah Rp 12 ribu, bahkan ada yang jual Rp 13 ribu, jadi tak ada pilihan lain ini," kata Budiman, salah seorang pengendara yang dijumpai di SPBU Jalan Tamrin, Pekanbaru.
Hal yang sama dikatakan Nia, mahasiswa Unri ini mengatakan, bahwa dirinya tetap membeli BBM di SPBU karena memang tidak ada pilihan lain.
Di sisi lain, dia masih berharap, aksi unjuk rasa mahasiswa yang telah berkali-kali menolak kenaikan harga BBM, ada pengaruhnya. Berharap pemerintah mendengar aspirasi tersebut.
"Ya mau gimana lagi, BBM mahal, tapi kalau beli di luar SPBU lebih mahal lagi. Saya sih berharap dengan adanya massa aksi yang hampir tiap hari turun ke jalan, bisa membuat pemerintah mendengar jeritan masyarakat," harapnya.
Sama halnya dengan SPBU di Jalan Soekarno Hatta, Arengka. Pada Sabtu (10/9/2022) pagi, antrean sepeda motor dan mobil mengular hingga nyaris keluar area SPBU. Tampak garis pemisah dipasang antara jalur masing-masing mesin pompa, agar pengendara tertib.
"Mau tak mau kan. Namanya juga butuh. Tak bisa diisi air. Ini beli Pertalite saja. Dulu kalau antrean panjang begini, saya pilih isi Pertamax saja biar cepat. Tapi karena Pertamax mahal sekali, yaudah sabar-sabarkan saja isi Pertalite," kata Desi, salah satu warga yang ikut antre.
Untuk diketahui, harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi dan non-subsidi resmi naik per Sabtu (3/9/2022) siang. Kenaikan ini untuk BBM jenis Pertalite, Solar, dan Pertamax.
"Kenaikan resmi berlaku 14.30 WIB," kata Menteri ESDM Arifin Tasrif, Sabtu (3/9/2022).
Sementara itu, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dalam Konferensi Pers bersama Menteri Terkait perihal Pengalihan Subsidi BBM ditayangkan akun Youtube Sekretariat Presiden, Sabtu (3/9/2022), menjelaskan, alasan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi.
Dijelaskan, harga Pertalite diputuskan naik dari Rp7.650 jadi 10.000 per liter.
"Ini adalah pilihan terakhir pemerintah, yaitu mengalihkan subsidi BBM. Sehingga harga beberapa jenis BBM yang selama ini subsidi akan alami penyesuaian," kata Jokowi.
Jokowi mengatakan, anggaran subsidi pemerintah sudah meningkat 3 kali lipat dari Rp152,5 triliun menjadi Rp502,4 triliun dan itu akan meningkat terus. Lebih dari 70% subsidi justru dinikmati oleh kelompok masyarakat yang mampu, yaitu pemilik mobil pribadi.
"Mestinya uang pemerintah itu diberikan untuk subsidi bagi masyarakat kurang mampu. Subsidi harus menguntungkan masyarakat kurang mampu," kata Jokowi.
Kabar kenaikan harga BBM ini sudah santer sejak beberapa pekan terakhir, hingga sempat memicu perdebatan dan panic buying di sejumlah lokasi.
Diketahui, detail kenaikan harga BBM yakni untuk pertalite menjadi Rp10.000 per liter dari sebelumnya Rp7.650 per liter. Kemudian solar menjadi Rp6.800 per liter dari sebelumnya Rp5.150 per liter.
Selanjutnya harga BBM Pertamax mengalami kenaikan dari saat ini Rp12.500 per liter menjadi Rp14.500 per liter.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Kota Pekanbaru |