PEKANBARU (CAKAPLAH) - Pertumbuhan investor pasar modal di Riau mengalami peningkatan yang signifikan. Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI) hingga bulan Juli 2022 jumlah investor di Riau mencapai 73 ribu investor.
Dari jumlah tersebut, 65 persen diantaranya adalah kalangan milenial (usia 18-30 tahun).
Hal ini disampaikan Direktur Penilaian Perusahaan BEI, I Gede Nyoman Yetna, dalam Workshop bersama media di Pekanbaru yang digelar Senin (19/9/2022) di Pekanbaru.
Ia merincikan, pada tahun 2020, pertumbuhan investor pasar modal di Riau sebanyak 32 ribu, yang kemudian naik menjadi 64 ribu di tahun 2021. Per Juli 2022 jumlahnya kian tumbuh hingga mencapai 73 ribu investor.
"Artinya milenial sedang mendapatkan tempat di sini. Selain itu, prospek investor di Riau sangat besar karena bonus demografi kita memang sedang bertumbuh," ujar I Gede Nyoman Yetna, Senin (19/9/2022).
Dijelaskan I Gede, untuk investor usia 18-25 tahun sebesar 42%, usia 26-30 tahun sebesar 23%. Jika dilihat dari kedua golongan usia ini, kontribusi investor menilai di Riau sudah mencapai 65%. Kemudian untuk investor usia 31-40 tahun sebesar 20% dan usia 41-100 tahun sebesar 15%.
Dia menambahkan, secara umum, tingginya minat masyarakat untuk melakukan investasi di pasar modal juga telah menggeser posisi investor asing, yang mana 70% investor di pasar modal saat ini adalah investor dalam negeri.
"Kami akan selalu mewajibkan kepada investor untuk mengerti sebelum mereka benar-benar melakukan transaksi di pasar modal. Jangan pernah termakan dengan rekomendasi," sebutnya.
Pada workshop tersebut, Kepala Unit Pengembangan Produk I BEI Kautsar Primadi Nurahmad menjelaskan pihaknya memperkenalkan penerapan ESG dalam pasar modal sebagai upaya mendukung keberlangsungan lingkungan dalam isu pemanasan global sebagai bentuk tanggung jawab lingkungan, serta bagaimana perusahaan juga turut serta dalam mengatasi persoalan kemiskinan, kelaparan sebagai bentuk tanggung jawab sosial, sehingga menciptakan tata kelola perusahaan yang bersih (government).
"Kita harus menaruh perhatian lebih kepada lingkungan agar anak cucu kedepan mendapat kualitas hidup yang sama seperti sekarang. Keberlanjutan, bermakna apa yang kita rasakan saat ini tidak habis dan bisa dinikmati oleh generasi ke depan," ujarnya.
Sementara itu, setiap perusahaan yang sudah tercatat di pasar bursa secara tidak langsung pasti akan dihadapkan pada faktor non finansial dan faktor finansial. ESG bisa menjadi mitigasi risiko bagi investor sebagai salah satu indikator sebelum mereka benar-benar menginvestasikan dan mereka.
"Hal ini tentulah menjadi nilai tambah bagi perusahaan, mengingat calon investor sangat memperhatikan faktor ESG. Dengan ESG mereka akan melakukan koreksi, bahkan menjadi penentu pilihan terhadap perusahaan mana yang masuk dalam portofolio mereka," ungkapnya.
"Jadi jika perusahaan lebih perhatian terhadap lingkungan, sosial, dan tata kelola yang baik tentu akan mendapat koreksi positif dari calon investor," imbuhnya.