PEKANBARU (CAKAPLAH) - Kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru meningkat. Sepanjang tahun 2022, sudah tercatat setidaknya ada 654 kasus.
Sebelumnya, Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy, mengatakan kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan. Akibatnya, populasi nyamuk pun bertambah.
Anggota Komisi III DPRD Pekanbaru, Ruslan Tarigan, mengatakan, pihaknya akan melakukan pemanggilan terhadap Dinas Kesehatan untuk mengetahui sejauh mana kasus DBD di Kota Pekanbaru sendiri.
"Komisi III akan memanggil Diskes untuk membahas DBD ini. Barangkali pasca pandemi ini mereka masih banyak yang diurusi, tapi nanti akan kami bahas mengenai DBD ini," kata Ruslan, Selasa (20/9/2022).
Politisi PDIP itu juga mengingatkan agar masyarakat selalu menjaga kebersihan, mengingat cuaca kerap berubah sehingga masyarakat perlu membersihkan lingkungan sekitar.
"Perlu penanganan jangka panjang, dan jangan terus-terusan difogging nanti nyamuknya kebal, bermutasi jadinya nanti," ucapnya.
Menurutnya, permasalahan DBD merupakan tanggungjawab bersama dengan masyarakat. Apalagi, lanjut Ruslan, cuaca kerap berubah sehingga perlu membersihkan lingkungan sekitar.
"Di sini dibutuhkanlah peran RT/RW. Masyarakat juga diimbau agar memperhatikan kebersihan di lingkungannya. Jangan buang sampah sembarang tempat, akibatnya terjadilah genangan air di parit. Kan DBD ini berada di air tergenang," tutupnya.
Terbanyak di Marpoyan Damai
Jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peralihan antara musim panas dengan musim penghujan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, hingga saat ini ada 654 kasus yang ada di wilayah setempat. Dari total jumlah kasus tersebut, terbanyak berasal dari Kecamatan Marpoyan Dami yakni sebanyak 101 orang.
"Iya ada kenaikan. Hingga Minggu ke 36 jumlahnya sudah mencapai 654 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy, Senin (19/10/2022).
Ia mengatakan kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan.
"Musim peralihan ini biasanya populasi nyamuk pun bertambah, sehingga membuat kasus mengalami peningkatan," cakapnya.
Dirinya mengatakan bahwa kasus DBD banyak terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang terjaga kebersihannya. Satu cara mencegahnya dengan rutin menggelar gotong royong di lingkungan.
Masyarakat bisa menyingkirkan sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk. Ada di antaranya botol bekas, ban bekas hingga tempat makan atau minuman ternak.
Zaini menilai dengan rutin membersihkan lingkungan tentu bisa mengurangi dampak DBD di wilayahnya. Ia menyebut 70 persen penyebab kasus DBD meningkat karena faktor lingkungan.
"Kalau kebersihan lingkungan terabaikan, tentu nyamuk bakal bersarang di sana. Ditambah banyak sampah dan penampungan air," pungkasnya.
Penulis | : | Bintang |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |