PELALAWAN (CAKAPLAH) - Perambahan demi perambahan terus terjadi di kawasan Taman Nasional Tesso Nilo (TNTN) yang berada di Kabupaten Pelalawan. Ironisnya, data terbaru dari total luas kawasan 81 ribu hektar kini hanya menyisakan hutan primer seluas 13 ribu hektar.
Angka tersisa 13 ribu, kawasan yang digadang-gadang sebagai paru-parunya dunia mengemuka saat rapat diseminasi inisiatif restorasi dan pemulihan ekosistem semenanjung Kampar dan Kerumutan yang dipimpin Bupati Pelalawan H Zukri Misran, Selasa (20/9/2022) kemarin.
Rapat yang dihadiri peserta baik secara langsung ataupun lewat virtual dari berbagai instansi, seperti Dirjen Kementerian LHK, BKSDA Riau dan sejumlah NGO pemerhati lingkungan. Dalam rapat ini Bupati Pelalawan H Zukri dengan lantang menyampaikan kondisi hari ini kawasan TNTN, hanya tersisa 13 ribu hektar.
"Kami Kabupaten Pelalawan mempunyai kawasan Tesso Nilo, kondisi hari ini hancur. Hutannya saat ini 13 ribu hektar itu sudah banyak dari luas total kawasan 81 ribu hektar," tegas Bupati Zukri.
Situasi kawasan TNTN yang sudah di ambang kehancuran, Bupati Zukri berharap harus ada langkah-langkah kongkrit yang diambil untuk upaya penyelamatan di lapangan.
"Tak ada lagi Pak, sudah hancur. Hutannya jika ada 13 ribu hektar itu sudah banyak itu Pak, dari 81 ribu hektar, awalnya 40 ribu dinaikan menjadi 81 ribu sekarang pun jika ada hutannya 13 ribu hektar, itu sudah hebat sekali. Akan tetapi tidak ada langkah-langkah yang kita ambil," beber Bupati Zukri menyampaikan persoalan ini kepada Dirjen KLHK dalam rapat itu.
Di tempat terpisah, Kepala Balai TNTN Heru Sutmantoro, S.Hum, MM ketika dikonfirmasi lewat telepon genggamnya, Rabu (21/9/2022) tidak membantah bahwa saat ini kawasan TNTN di Pelalawan, hanya menyisakan 13 ribu hektar hutan primer.
Dari luas kawasan 81 ribu hektar, cakap Heru, 43 ribu diantaranya atau lebih dari separuh, sudah dikuasai oleh pihak-pihak tidak bertanggung jawab, ditanami kebun kelapa sawit, sementara 28 ribu hektar kondisi semak belukar.
"Jadi memang yang tersisa berdasarkan peta satelit hutan alam atau hutan primer itu yang tersisa hanya 13 ribu hektar," cakap Heru.
Penulis | : | Febri Sugiono |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Pemerintahan, Lingkungan, Riau, Kabupaten Pelalawan |