PEKANBARU (CAKAPLAH) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Pekanbaru bakal mengoptimalkan kader Juru pemantau jentik (Jumantik) dalam program pencegahan Demam Berdarah Dengue (DBD) di wilayah setempat. Hal ini menyusul semakin meningkatnya jumlah kasus DBD di wilayah setempat yakni mencapai 654 kasus.
"Salah satu program yang akan kita optimalkan adalah kader Jumantik ini," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru, Zaini Rizaldy, Rabu (21/9/2022).
Ia mengatakan saat ini para kader jumantik bersama tim dinas di lapangan memang belum bertugas secara maksimal. Padahal kunci utama pencegahan dengan mengoptimalkan kader jumantik. Pihak dinas bakal optimalkan kembali peran dari kader jumantik.
"Kita sudah memberi pelatihan kepada kader jumantik rumah tangga dan di sekolah," Cakapnya.
Zaini menyebut bahwa kader jumantik sudah tersebar di 15 kecamatan. Pihaknya juga rutin menyasar lingkungan yang terdapat kasus DBD dengan program fogging atau pengasapan.
Dirinya menilai fogging bukan cara utama mencegah DBD. Ia menyebut bahwa fogging hanya untuk membunuh nyamuk dewasa.
"Bisa juga gunakan bubuk abate, nanti disebar di tempat penampungan air sesuai dosis. Ini bisa mencegah jentik nyamuk, masyarakat bisa mendapatkannya di puskesmas," pungkasnya.
Diberitakan sebelumnya, jumlah kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Pekanbaru mengalami peningkatan. Hal ini terjadi karena peralihan antara musim panas dengan musim penghujan.
Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan (Diskes) Kota Pekanbaru, hingga saat ini ada 654 kasus yang ada di wilayah setempat. Dari total jumlah kasus tersebut, terbanyak berasal dari Kecamatan Marpoyan Dami yakni sebanyak 101 orang.
"Iya ada kenaikan. Hingga Minggu ke 36 jumlahnya sudah mencapai 654 kasus," ujar Kepala Dinas Kesehatan Kota Pekanbaru Zaini Rizaldy, Senin (19/10/2022).
Ia mengatakan kasus DBD mengalami peningkatan karena terjadi peralihan antara musim panas dengan musim penghujan.
"Musim peralihan ini biasanya populasi nyamuk pun bertambah, sehingga membuat kasus mengalami peningkatan," Cakapnya.
Dirinya mengatakan bahwa kasus DBD banyak terjadi di wilayah yang lingkungannya kurang terjaga kebersihannya. Satu cara mencegahnya dengan rutin menggelar gotong royong di lingkungan.
Masyarakat bisa menyingkirkan sampah yang bisa menjadi sarang nyamuk. Ada di antaranya botol bekas, ban bekas hingga tempat makan atau minuman ternak.
Zaini menilai dengan rutin membersihkan lingkungan tentu bisa mengurangi dampak DBD di wilayahnya. Ia menyebut 70 persen penyebab kasus DBD meningkat karena faktor lingkungan.
"Kalau kebersihan lingkungan terabaikan, tentu nyamuk bakal bersarang di sana. Ditambah banyak sampah dan penampungan air," pungkasnya.**
Penulis | : | Unik Susanti |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |