PEKANBARU (CAKAPLAH) - Presiden PSPS Riau Norizam Tukiman didesak agar angkat kaki dari PSPS Riau. Hal ini diduga akibat semakin terpuruknya klub kebanggaan masyarakat Riau tersebut di dasar klasemen sementara Liga 2.
Desakan itu bertebaran dalam bentuk spanduk di Ibukota Provinsi Riau, Kota Pekanbaru, Kamis (29/9/2022).
Ada beberapa titik spanduk yang dipasang. Seperti di perempatan Stadion Kaharuddin Nasution, Rumbai. Bahkan spanduk yang dipasang bernada ancaman terhadap Norizam Tukiman.
"Angkat kaki dari PSPS sebelum kaki kau kami patahkan," begitu tulisan spanduk di perempatan stadion Kaharuddin Nasution Rumbai itu.
Spanduk lain juga dipasang di jembatan penyeberangan orang (JPO) di Pekanbaru. "Evaluasi atau Norizam angkat kaki," begitu isi spanduk lainnya.
"Kami melawan ! F**k you zham ! SAVE PSPS," tulisan spanduk lainnya yang juga ditujukan kepada Norizam Tukiman.
Sebelumnya, spanduk bentuk kekecewaan terhadap Norizam Tukiman juga bertebaran di beberapa titik. "Gaya elit, menang sulit, bos pelit. Nurizam Full of Shit," begitu tulisan spanduk, sebelumnya.
"Usir Nurizam dari Riau," begitu isi spanduk yang dipasang di titik lainnya.
Beberapa spanduk juga terlihat menempel di flyover. Spanduk-spanduk itu berisi kekecewaan terhadap Presiden PSPS Riau itu.
"Selamatkan PSPS dari tangan Nurizam Tukiman," isi spanduk tersebut.
Sejak dipegang Norizam Tukiman, di beberapa laga, PSPS Riau memang mengalami kekalahan. Terakhir, PSPS Riau harus bertekuk lutut di hadapan PSMS Medan.
Pertandingan dengan skor 3-4 atas kemenangan PSMS Medan itu berlangsung di Stadion Utama Jalan Naga Sakti, Kota Pekanbaru. Pertandingan itu sempat terhenti lantaran ada kegaduhan.
Sejumlah suporter membakar flare. Tidak cukup sampai di situ, ratusan kursi penonton juga rusak lantaran kekecewaan suporter.
Baca: Pengamat: Harusnya Norizam Bayar Kerusakan Agar PSPS Bisa Main di Stadion Utama
Saat ini, dari lima kali pertandingan PSPS Riau baru mengoleksi satu poin yakni hasil imbang lawan Semen Padang. Artinya PSPS belum pernah menang, sekali imbang dan empat kali kalah. Dengan demikian PSPS Riau terbenam di dasar klasemen.
Selain tidak pernah menang, saat ini PSPS Riau juga tidak bisa bermain di homebasenya di Stadion Utama Riau setelah terjadi kerusakan kursi oleh amukan suporter. Manajemen PSPS Riau memilih Stadion Baharoeddin Siregar, Deli Serdang, Sumatera Utara sebagai hombase saat menjamu Karo United FC dalam lanjutan Liga II musim ini.
Pemilihan stadion ini diumumkan manajemen Asykar Bertuah dalam akun Instagram resmi klub PSPS Riau. Dalam postingan tampak pengumuman jadwal pertandingan yang disertai foto pemain kedua klub dan waktu serta tempat pertandingan.
Keputusan manajemen PSPS Riau membawa timnya berkandang di Deli Serdang sangat disayangkan pengamat sepakbola Riau, H Nurmadi. Menurutnya, keputusan Norizam Tukiman Cs bermain di Deli Serdang sebagai bentuk lari dari tanggungjawab.
Baca: PSPS Riau Terbenam di Dasar Klasemen, Muncul Spanduk 'Usir Norizam dari Riau'
Sebagaimana diketahui, pasca rusuh suporter dan kalah dalam pertandingan di Stadion Utama Riau kontra PSMS Medan, PSPS Riau dilarang menggunakan Stadion milik Pemerintah itu, sebelum mengganti semua kerugian saat peristiwa terjadi.
Alih-alih mengganti rugi kerusakan ke Dispora Riau yang nilainya ditaksir ratusan juta rupiah agar dapat menggunakan stadion utama lagi, Manajemen PSPS malah memindahkan hombase PSPS ke provinsi tetangga.
"Pemindahan hombase PSPS ini sebagai sangat disayangkan. Harusnya Norizam atau manajemen PSPS fokus menyelesaikan ganti rugi kerusakan yang disebabkan suporter mereka saat pertandingan lawan PSMS. Kan Kadispora sudah ngomong, stadion bisa dipakai PSPS lagi apabila kerusakan sudah diganti rugi. Jangan lari dari tanggungjawab," cetus pria yang akrab disapa Madi itu.
Madi mengungkapkan lagi, walaupun PSPS sudah berpindah kepemikan, klub berjuluk Asykar Bertuah merupakan aset kebanggan masyarakat Riau, khususnya Pekanbaru.
"Puluhan tahun PSPS ini jatuh bangun prestasinya, semua itu dinikmati masyarakat Riau. Klub ini memang berganti kepemilikan, tapi roh klub ini sangat melekat dihati pecintanya. Karena itu, Norizam harus paham dulu kultur sepakbola di Indonesia, khususnya Riau," ucapnya.
Menurutnya lagi, aksi perusakan oleh suporter tersebut memang tidak bisa dibenarkan. Namun Madi memahami psikologis suporter yang melihat tim kesayangannya kalah di kandang dan terbenam di dasar klasmen.
"Itu sebagai reaksi spontanitas dan kekecewaan suporter terhadap timnya yang selalu kalah dan kini terancam degradasi ke liga tiga. Terlepas dari tindakan perusakan itu adalah salah, namun mereka (suporter,red) marah melihat kondisi itu," pungkasnya.
Sebagaimana diketahui sebelumnya, PSPS Riau menjalani 4 pertandingan dengan kekalahan. Dari 4 pertandingan, PSPS Riau hanya meriah 1 point yang didapat dari hasil imbang saat menjamu Semen Padang. Sementara saat menghadapi Perserang, PSMS Medan, PSDS Deli Serdang dan Persiraja berakhir dengan kekalahan.***