PEKANBARU (CAKAPLAH) - Gubernur Riau Syamsuar mengungkapkan bahwa meskipun harganya lebih tinggi dan sekarang sedang mengalami kenaikan harga, masyarakat Riau lebih suka mengkonsumsi beras premium dibanding beras medium Bulog.
"Yang banyak (dikonsumsi) masyarakat ni sekarang premium, kalau medium ni tak ada persoalan, di Bulog aman," kata Syamsuar.
Naiknya harga beras premium ini, kata Syamsuar menjadi kendala karena beras premium tidak dikendalikan oleh Bulog.
"Premium ini tidak di kendali Bulog," kata Syamsuar lagi.
Maka dari itu, kata Syamsuar, Pemprov Riau akan melakukan intervensi untuk mengendalikan harga beras premium. Dimana beras premiun berasal dari daerah - daerah di luar Riau.
"Kita bisa intervensi, harga bersumber dari daerah yang mengirimkan ke sini, akan dibantu transportasinya, jadi harga berasnya tidak naik dari harga asalnya," tukasnya.
Untuk diketahui, Pasca kedatangan Menteri Perdagangan (Mendag) Republik Indonesia ke Kota Pekanbaru Senin (26/9/2022) pekan lalu, harga beras di wilayah setempat justru terus mengalami kenaikan.
Dari pantauan CAKAPLAH.com, di beberapa penjual beras, harga beras saat ini memang terus mengalami kenaikan. Seperti untuk beras Anak Daro kini dibanderol dengan harga Rp150.000 persatu karung ukuran 10 kilogram.
Kemudian untuk beras Kuriak Kusuik juga mengalami kenaikan. Dari yang biasanya dijual Rp138.000 kini sudah mencapai Rp150.000 per karungnya dengan berat 10 kilogram.
Selanjutnya untuk harga beras Topi Koki juga mengalami kenaikan. Untuk Topi Koki kini dijual dengan harga Rp135.000 per 10 kilogram. Padahal biasanya untuk ukuran 10 kilogram beras Topi Koki dijual dengan harga Rp120.000 per 10 kilogram.
Hal ini langsung dikeluhkan oleh pemilik kedai nasi DW di komplek Perkantoran Mal Pelayanan Publik (MPP) Pekanbaru Mak Ayu. Dirinya mengaku sudah beberapa hari terakhir ini mengeluarkan dana lebih untuk membeli beras.
"Beras naik. Kami pakai yang ada Anak Daro. Harganya naik banyak. Kemarin beli itu Rp150.000 per karungnya. Pusing jadinya," ujar Mak Ayu.
Ia mengatakan dirinya hingga kini masih menunggu agar harga beras turun lagi. Dirinya juga tidak mau beralih ke beras lain, takut ini akan berpengaruh kepada pelanggannya.
"Tetap pakai Anak Daro lah. Untuk sekarang ini masih belum naik, tapi kalau harganya kayak gini terus ya mau tak mau harga nasi kita naikkan. Tak mungkin kita dapat capeknya aja kan," keluhnya.
Penulis | : | Satria Yonela |
Editor | : | Yusni |
Kategori | : | Ekonomi, Pemerintahan, Riau |