Mardianto Manan
|
PEKANBARU (CAKAPLAH) - Banjir merupakan persoalan yang selalu terjadi di Kota Pekanbaru, Riau. Meski berganti pemimpin, persoalan banjir ini masih saja terjadi di Ibukota Provinsi Riau itu.
Anggota DPRD Riau Mardianto Manan menyebut, persoalan banjir di Kota Pekanbaru disebabkan manajemen tata kelola yang belum sempurna dan bahkan tidak dilakukan oleh pemerintah.
"Saya masih ingat zaman Pak Oesman Effendi Apan, diganti dengan Almarhum Herman Abdullah, terakhir kita ganti dengan Firdaus MT kan gak berkelanjutan. Saya mungkin sudah bosan, sudah bercabang lidah saya, saya katakan bahwa persoalan banjir di Kota Pekanbaru itu kan manajemen tata kelolanya yang belum sempurna dan bahkan tidak dilakukan oleh Pemerintah Kota, siapapun walikotanya. Mudah-mudahan Muflihun yang saat ini menjabat sebagai PJ Walikota Pekanbaru dapat melakukan itu,” papar pengamat perkotaan tersebut.
Politisi PAN itu mengatakan bahwa yang diperlukan di Kota Pekanbaru adalah masterplan drainase. Namun hingga saat ini hal tersebut tidak terlaksana penerapan di lapangan.
“Kenapa saya katakan tak ada? Itukan masterplan drainase itu dituangkan dalam bentuk Perda, Perda itu disepakati oleh eksekutif dan legislatif. Kalau hanya kajian doktor konsultan kota yang dibayar oleh pemerintah, lalu dia bilang sekian titik banjir, tapi bagaimana mengurai sekian titik itu untuk mengkoneksikan. Makanya persoalan banjir kan yang terkoneksi, kalau tidak koneksi antara satu dengan lain, banjir akan terjadi,” papar dia.
Lanjut dia, untuk di pasar bawah, menurutnya pasar bawah sudah baik lantaran mereka sudah mau bergerak dengan membuat parit sebagai drainase yang alirannya langsung ke Sungai Siak. Namun masih terjadi banjir lantaran perencanaan yang kurang tepat.
“Katakanlah kantor DPRD ini, di WC, kita buang air di sana, mulai dari titik pembuangan ini sampai ke Sungai Siak, dia harus terinterkoneksi, ada koneksi yang saling berhubungan antara kantor DPRD ini, katakanlah tempat pembuangan air ini, kita cap saja Sungai Siak. Mulai dari koridor WC dengan perantara, jaringan primer, jaringan sekunder, jaringan tersier sampai meloncat ke Sungai Siak itu tak boleh terputus. Terputus satu saja, itu yang orang Pekanbaru katakan banjir,” paparnya.***
Penulis | : | Delvi Adri/Nurul |
Editor | : | Jef Syahrul |
Kategori | : | Pemerintahan, Kota Pekanbaru |